Jumat, 26 Desember 2014

Mengapa orang kafir sangat membenci Sultan Sulaiman Al-Qanuni?


Saudara sekalian, tahukah kamu mengapa orang kafir begitu membenci Sultan Sulaiman Al-Qanuni, sehingga ia digambarkan begitu rusak pada film(King Sulaiman) yang ditayangkan di AnTV saat ini? 

Dr. Raghib Al-Sirjani, seorang ahli sejarah Islam asal Mesir, sekaligus asisten profesor uro-surgery di Cairo University School of Medicine mengemukakan penjelasan mengenai hal tersebut pada Islam Story, sebagaimana disampaikan kembali Ustadz Abu Zubair pada Sabtu (27/12/2014). 

Mengapa mereka begitu benci dan dendam kepada Khalifah Sulaiman Al-Qanuni (King Sulaiman the Magnificent)?
Pernahkah Anda mendengar tentang perang Mohacs? Jika belum, maka sesungguhnya itu bukanlah perang..tetapi merupakan sebuah pembantaian. Peristiwa itu terjadi pada 21/11/932 Hijriyah.
Ringkas cerita, utusan Khalifah Utsmani Sulaiman Al-Qanuni berangkat untuk mengambil jizyah dari raja Hongaria dan pemimpin Eropa ketika itu, Luis II.
Maka atas saran Paus di Vatikan, Raja Hongaria membunuh utusan Sulaiman Al-Qanuni.
Mendengar berita itu, bersiap-siaplah Sulaiman Al-Qanuni untuk menyerang Eropa.
Begitu juga gereja dan Eropa menyiapkan pasukannya. Sulaiman Al-Qanuni menyiapkan pasukan yang terdiri atas 100.000 prajurit, 350 meriam dan 800 kapal perang. Sedangkan kekuatan Eropa 200.000 pasukan berkuda. 35 ribu diantaranya bersenjata lengkap dengan baju besi.
Sulaiman dan pasukannya menempuh jarak 1000 kilometer dan berhasil merebut benteng-benteng sepanjang perjalanannya guna mengamankan jalan ketika menarik pasukannya mundur jika terjadi kekalahan.
Beliau dan pasukannya melewati sungai yang terkenal dan menunggu di lembah Mohacs selatan Hongaria dan timur Rumania menanti pasukan Eropa yg terdiri dari Hongaria, Rumania, Kroasia, Buhemia, Kekaisaran Romawi, negara kepausan dan Polandia.
Masalah yang dihadapi Sulaiman adalah banyaknya pasukan berkuda Romawi dan Hongaria yg tertutup penuh oleh baju besi yang sulit ditembus panah atau peluru.
Lalu apa yang ia lakukan?
Setelah selesai sholat subuh ia berdiri dihadapan pasukannya yang menatap pasukan Eropa yg banyak yang tidak terlihat ujungnya. Kemudian ia berkata disertai tangisan (sesungguhnya Ruh Nabi Muhammad melihat kalian dengan kerinduan dan cinta) maka menangislah semua pasukan kaum Muslimin. Kemudian, kedua pasukan saling berhadapan.
Taktik perang Sulaiman sangatlah brilian. Ia membagi pasukannya menjadi tiga barisan sepanjang 10 km. Pasukan Inkisyaariah yang berada di garis depan, mereka ini adalah prajurit pilihan. Kemudian di barisan kedua pasukan berkuda dengan senjata ringan dan pasukan pejalan kaki (invanteri) diantara mereka adalah relawan. Adapun barisan ketiga adalah beliau dan pasukan meriam.
Pasukan Eropa menyerang setelah sholat ashar. Maka Sulaiman memerintahkan pasukan Inkisyaariyah bertahan selama satu jam saja. Kemudian ia memerintahkan mereka lari.
Dan ia perintahkan pasukan lapis kedua untuk membuka jalan pelarian ke kiri dan ke kanan bukan ke belakang. Sesuai arahan sulaiman para pahlawan pasukan Inkisyaariah bertahan dengan gagah berani. Dan berhasil menghancurkan kekuatan Eropa dengan sempurna pada dua penyerangan bertubi-tubi yang dipancarkan Eropa. Dalam satu serangan saja habis 20 ribu pasukan Eropa.
Kemudian kekuatan inti pasukan Eropa serempak menyerang. Tibalah saat melarikan diri dan dibukalah jalan untuk lari, maka mundurlah pasukan Inkisyaariah ke sisi kiri dan kanan diikuti pasukan infantri, sehingga jantung pasukan Utsmani benar-benar terbuka. Masuklah 100 ribu pasukan Eropa sekaligus menuju (jebakan) jantung pasukan kaum Muslimin.
Dan inilah awal pembantaian itu. Mereka langsung berhadapan dengan meriam-meriam pasukan Utsmaniyah tanpa mereka sadari. Meriam-meriam itu langsung menyalak menyambut 100 ribu pasukan Eropa yang tidak sadar telah masuk jebakan. Tidak sampai satu jam musnahlah pasukan Eropa semua dihantam meriam dari segala arah..menjadi kenangan hitam orang2 kafir sampai saat ini.
Sisa-sisa pasukan Eropa di garis belakang berusaha lari menyeberangi sungai. Apa daya karena ketakutan dan berdesak-desakan ribuan prajurit tenggelam di sungai. Akhirnya pasukan Eropa hendak menyerah.
Keputusan Khalifah Sulaiman Al-Qanuni di atas tidak pernah dilupakan Eropa sampai sekarang dan mereka mengingatnya dengan penuh dendam.
Sulaiman memutuskan : Tidak ada tawanan!
Maka pasukan Utsmaniyyun menyerahkan kembali senjata kepada pasukan Eropa yang ditawan agar mereka berperang lagi atau dibunuh! Akhirnya mereka kembali berperang dengan putus asa.
Berakhirlah perang dengan tewasnya raja Hongaria Louis II beserta para uskup yang tujuh orang mewakili nasrani dan utusan paus dan 70 ribu pasukan. Disamping itu, 25.000 ditawan dalam keadaan terluka.
Pasukan Utsmaniyyah melakukan parade militer di ibukota Hongaria. Setelah dua hari mengurus urusan kenegaraan di sana Khalifah Sulaiman kembali pulang ke Turki.
Pasukan Utsmaniyyah yang gugur dalam perang itu hanya 150 orang saja dan tiga ribu terluka. Selebihnya pasukan masih sempurna tanpa kurang suatu apapun walhamdulillah.
Dengan demikian, nampak jelas penistaan sejarah Islam yang dilakukan para sineas kafir melalui film King Suleiman the Magnificent yang ditayangkan di AnTV. Semoga pemirsa lebih bijak lagi memilih tayangan televisi yang sebetulnya telah didominasi sampah pengotor mata dan hati. 
Sumber: Arrahmah.com

Kamis, 23 Oktober 2014

Pertanyaan Sulit untuk Imam Syafi i

Dikisahkan bahwa sebagian ulama terkemuka di Irak iri kepada Imam Syafi’i radhiyallahu ‘anhu. Mereka membuat tipu daya kepadanya lantaran beliau lebih unggul dari mereka dari segi ilmu dan hikmah. Imam Syafi’i mendapatkan hati para pencari ilmu pengetahuan sehingga mereka hanya berminat dengan majelis pengajian beliau, mereka hanya mau tunduk dengan pendapat dan ilmu beliau. 

Oleh karena itulah, para ulama yang iri terhadap Imam Syafi’i membuat kesepakatan di antara mereka untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang rumit dalam bentuk teka-teki. Sehingga mereka dapat menguji kecerdasan beliau, seberapa mendalam dan seberapa matang ilmu beliau di hadapan Khalifah Harun ar-Rasyid yang sangat kagum dengan beliau dan sering memuji beliau. Setelah mereka selesai membuat pertanyaan-pertanyaan, mereka menyampaikan kepada khalifah yang ikut hadir dalam diskusi dan mendengarkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab oleh Imam Syafi’i radhiyallahu ‘anhu dengan penuh kecerdasan dan kefasihan.

Berikut ini soal jawab tersebut:
Soal 1: Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang menyembelih kambing di rumahnya kemudian dia keluar untuk suatu keperluan, lalu dia kembali lagi lantas dia berkata kepada keluarganya, “Makanlah kambing ini. Sungguh kambing ini haram bagiku.” Keluarga pun berkata, “Demikian juga haram bagi kami?”

Jawab 1: Sesungguhnya laki-laki tersebut orang musyrik. Dia menyembelih kambaing atas nama berhala, lalu dia keluar dari rumahnya untuk suatu keperluan, dan ternyata Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi hidayah kepadanya untuk memeluk agama Islam, sehingga dia masuk Islam. Maka, kambing tersebut haram baginya. Ketika para keluarganya tahu bahwa lelaki tersebut masuk Islam, maka mereka pun ikut masuk Islam. Maka, kambing tersebut juga diharamkan atas mereka.
Soal 2: Ada dua muslim yang sama-sama berakal minum arak. Salah satunya dikenai hukuman sedangkan yang lainnya tidak dikenai hukuman?

Jawab 2: Sebab salah satunya baligh sedangkan lainnya masih kecil

Soal 3: Ada lima orang melakukan zina terhadap seorang perempuan, maka orang pertama harus dibunuh, orang kedua dirajam, orang ketiga dikenai hukuman zina, orang keempat dikenai separuh hukman zina, dan orang kelima tidak dikenai sanksi apapun?
Jawab 3: Orang pertama menganggap zina perbuatan halal, sehingga dia murtad dan dia harus dibunuh. Orang kedua adalah muhshan (orang yang pernah menikah). Orang ketiga adalah ghairu muhshan (belum pernah menikah). Orang keempat adalah seorang budak. Sedangkan orang kelima adalah orang gila.

Soal 4: Ada seorang laki-laki melaksanakan shalat. Setelah dia mengucap salam ke kanan, istrinya tertalak. Ketika dia mengucap salam ke kiri, maka shalatnya batal, dan ketika dia melihat ke langit, maka dia waijb membayar seribu dirham?

Jawab 4: Pada saat dia mengucap salam ke kanan, dia melihat seseorang yang istrinya dia nikahi ketika dalam keadaan suami sedang ghaib (tidak ada). Maka, ketika dia melihat suaminya datang, istrinya tertalak. Pada saat dia mengucap salam ke kiri, dia melihat najis pada pakaiannya, maka shalatnya batal. Pada saat dia melihat ke langit, dia melihat hilal (bulan sabit) telah tampak di langit dan dia mempunyai hutang seribu dirham yang seharusnya dibayar pada awal bulan sejak munculnya hilal.

Soal 5: Ada seorang imam melaksanakan shalat bersama empat orang di dalam masjid, lantas ada seseorang yang masuk dan ikut melakukan shalat di sebelah kanan imam. Ketika imam mengucap salam ke kanan dan melihat lelaki tersebut, maka si imam wajib dibunuh sedangkan keempat makmum lainnya, wajib didera dan masjid tersebut wajib dirobohkan sampai ke dasarnya.

Jawab 5: Sesungguhnya lelaki yang baru datang mempunyai seorang istri. Kemudian dia pergi dan menitipkan istrinya di rumah saudaranya, lalu si imam membunuh sang saudara tersebut. Si imam mengklaim bahwa perempuan tersebut merupakan istri orang yang terbunuh, lalu dia menikahi perempuan tersebut. Sedang empat orang yang ikut melaksanakan shalat adalah saksi pernikahan mereka. Lalu, masjid tersebut merupakan rumah orang yang terbunuh yang dijadikan sebagai masjid oleh si imam.

Soal 6: Bagaimana pendapatmu mengenai seseorang yang budaknya kabur, lalu dia berkata, “Budak tersebut statusnya merdeka jika saya makan sebelum saya menemukannya.” Bagaimana solusi dari ucapan tersebut?

Jawab 6: Dia memberikan budaknya kepada sebagian anaknya, kemudian dia makan, lalu dia meminta lagi budak yang telah diberikannya.

Soal 7: Dua orang perempuan bertemu dua lelaki muda, lalu kedua perempuan tersebut berkata, “Selamat datang dua anak kami, dua suami kami, dan dua anak suami kami?”

Jawab 7: Sesungguhnya dua lelaki muda tersebut merupakan anak dari kedua perempuan terebut. Lantas masing-masing dari kedua perempuan tersebut menikah dengan laki-laki perempuan satunya. Jadi, kedua lelaki muda tersebut merupakan anak dari kedua perempuan tersebut, suami dari kedua perempuan tersebut, dan anak dari (mantan) suami dari kedua perempuan tersebut.

Soal 8: Seorang laki-laki mengambil segelas air untuk diminum. Dia dihalalkan minum separuhnya. Tetapi diharamkan baginya minum air yang masih tersisa di gelas?

Jawab 8: Sesungguhnya lelaki tersebut baru minum separuh gelas lalu dia mimisan dan menetes pada air yang masih tersisa di dalam gelas, sehingga darah tercampur dengan air. Maka, sisa air tersebut diharamkan baginya.

Soal 9: Seorang laki-laki memberikan kepada istrinya satu kantong yang terisi penuh dan terkunci. Dia meminta kepada istrinya agar mengosongkan isinya dengan syarat dia tidak boleh membukanya, membelahnya, merusak kuncinya atau membakarnya. Jika dia melakukan salah satu dari hal tersebut, maka dia tertalak?

Jawab 9: Sesungguhnya kantong tersebut berisi gula atau garam. Yang dapat dilakukan si istri ialah menaruh kantong tersebut di dalam air, sehingga isi kantong meleleh dengan sendirinya.

Soal 10: Ada seorang lelaki dan seorang perempuan bertemu dua anak muda di jalan, lantas keduanya mencium kedua anak muda tersebut. Ketika keduanya ditanya mengenai perbuatan tersebut, si lelaki menjawab, “Ayahku adalah kakek keduanya. Saudaraku adalah paman keduanya. Istriku adalah istri ayah keduanya.” Sedangkan si perempuan menjawab, “Ibuku adalah nenek keduanya, saudara perempuanku adalah bibi keduanya.”

Jawab 10: Sesungguhnya si lelaki merupakanj ayah kedua anak muda tersebut sedangkan si perempuan merupakan ibu keduanya.

Soal 11: Ada dua laki-laki di atas loteng rumah. Salah satunya terjatuh dan mati. Anehnya, istri lelaki satunya yang masih hidup menjadi haram baginya?

Jawab 11: Sesungguhnya lelaki yang terjatuh sampai mati menikahkan anak perempuannya kepada budaknya yang menemaninya di atas loteng. Ketika laki-laki tersebut meninggal, maka anak perempuannya memiliki budak yang merupakan suaminya sendiri. Maka, perempuan tersebut haram baginya.

Sampai di sini, Khalifah Ar-Rasyid yang ikut hadir dalam diskusi tersebut tidak mampu menyembunyikan kekagumannya terhadap kecerdasan Imam Syafi’i, kecepatannya mendaapt ide, ketajaman pemahamannya, dan bagus daya tangkapnya.
Dia berkata, “Alangkah hebatnya keturunan Bani Abdi Manaf ini. Sungguh, engkau menejlaskan dengan sebaik-baiknya, engkau menafsirkan dengan sejelas-jelasnya, dan engkau membuat redaksi dengan fasih.”

Lalu Imam Syafi’i berkata, “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memanjangkan umur Amirul Mukminin. Saya akan mengajukan satu pertanyaan kepada para ulama ini. Jika mereka mampu menjawab pertanyaan tersebut, maka Alhamdulillah. Akan tetapi, jika mereka tidak mampu menjawab, maka saya mohon kepada Amirul Mukminin untuk mencegah kejahatan mereka terhadap diriku.

Khalifah Ar-Rasyid menanggapi, “Baiklah, kupenuhi keinginanmu. Silakan ajukan pertanyaan kepada mereka sesuai yang engkau kehendaki, wahai Syafi’i!”
Lalu Imam Syafi’i berkata, “Ada seorang laki-laki wafat meninggalkan 600 dirham. Saudara perempuannya hanya memperoleh satu dirham saja dari harta peninggalan tersebut. Bagaimana cara pembagian harta warisan ini?”

Ternyata para ulama tersebut saling berpandangan satu sama lain cukup lama. Tidak satu pun di antara mereka mampu menjawab pertanyaan tersebut. Keringat pun bercucuran dari dahi mereka.
Ketika mereka terdiam cukup lama, maka Khalifah berkata, “Ya sudah, sampaikan jawabannya kepada mereka!”

Lantas Imam Syafi’i angkat bicara setelah orang-orang yang ingin menghilangkan posisi Imam Syafi’i di mata Khalifah yang sangat mengaguminya lantaran ilmu dan ketakwaannya akhirnya mati kutu.

Beliau berkata, “Laki-laki tersebut wafat meninggalkan dua orang anak perempuan, ibu, seorang istri, dua belas saudara laki-laki, dan seorang saudara perempuan. Jadi, dua anak perempuan mendapat bagian dua pertiga, yaitu sebesar 400 dirham, ibu mendapat bagian seperenam, yaitu sebesar 100 dirham, istri mendapat bagian seperdelapan, yaitu sebesar 75 dirham, kedua belas saudara laki-laki mendapat bagian 24 dirham dan tersisa satu dirham untuk saudara perempuan.”

Khalifah Ar-Rasyid tersenyum dan berujar, “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan banyak keluargaku seperti engkau.”


Khalifah memberikan 2000 dirham kepada Imam Syafi’i. Kemudian Imam Syafi’i menerimanya lalu membagikannya kepada para pelayan dan pembantu istana

sumber kisahmuslim.com

Sabtu, 18 Oktober 2014

Sudah siapkah ketika orangtua kita berkata jujur??



Pagi ini ahad( 19 oktober 2014) saya membuka wa, disebuah group teman mengirimkan artikel yang menarik untuk jadi bahan renungan. Isinya berupa kisah, yaitu tentang seorang anak dan ayahnya. berikut kisahnya:  


Kemarin lalu, saya bertakziah mengunjungi salah seorang kerabat yang sepuh. Umurnya sudah 93 tahun. Beliau adalah veteran perang kemerdekaan, seorang pejuang yang shalih serta pekerja keras. Kebiasaan beliau yang begitu hebat di usia yang memasuki 93 tahun ini, beliau tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah di masjid untuk Maghrib, Isya dan Shubuh.


Qadarallah, beliau mulai menua dan tidak mampu bangun dari tempat tidurnya sejak dua bulan lalu. Sekarang beliau hanya terbaring di rumah dengan ditemani anak-anak beliau. Kesadarannya mulai menghilang. Beliau mulai hidup di fase antara dunia nyata dan impian. Sering menggigau dan berkata dalam tidur, kesehariannya dihabiskan dalam kondisi tidur dan kepayahan.


Selasa, 14 Oktober 2014

Sebuah cerita yang indah dan penuh inspirasi dan menyentuh



Kisah Ini kami Copas dari group whatsapp

Setiap selesai sholat jum'at tiap pekannya, seorang imam (masjid) dan anaknya (yg berumur 11 tahun) mempunyai jadwal membagikan bukubuku islam, diantaranya buku at-thoriq ilal jannah (jalan menuju surga). Mereka membagikannya di daerah mereka di pinggiran Kota Amsterdam.
***

Namun tibalah suatu hari, ketika kota tersebut diguyuri hujan yang sangat lebat dengan suhu yang sangat dingin.

Sang anakpun mempersiapkan dirinya dengan memakai beberapa lapis pakaian demi mengurangi rasa dingin. Setelah selesai mempersiapkan diri, ia berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, aku telah siap" ayahnya menjawab : "Siap untuk apa?" , ia berkata: "Untuk membagikan buku (seperti biasanya)", sang ayahpun berucap: "Suhu sangat dingin diluar sana, belum lagi hujan lebat yang mengguyur", sang anak menimpali dengan jawaban yang menakjubkan : "akan tetapi, sungguh banyak orang yang berjalan menuju neraka diluar sana dibawah guyuran hujan".
Sang ayah terhenyak dengan jawaban anaknya seraya berkata: "Namun ayah tidak akan keluar dengan cuaca seperti ini", akhirnya anak tersebut meminta izin untuk keluar sendiri. Sang ayah berpikir sejenak dan akhirnya memberikan izin. Iapun mengambil beberapa buku dari ayahnya untuk dibagikan, dan berkata: "terimakasih wahai ayahku".

***

Selasa, 12 Agustus 2014

Halal bil halal, Minal Aidin Wal Faizin...dst istilah dari mana??

Dalam kehidupan sehari-hari,ada beberapa istilah sering kita gunakan, diantara istilah tersebut adalah silaturahmi,Minal Aidin Wal Faizin, halal bil halal dll. Namun penggunaan istilah tersebut perlu diketahui asal-usul dan maknanya.

  1.    Halal bil Halal
Secara bahasa, halal bihalal adalah kata majemuk dalam bahasa Arab dan berarti halal dengan halal atau sama-sama halal. Tapi kata majemuk ini tidak dikenal dalam kamus-kamus bahasa Arab maupun pemakaian masyarakat Arab sehari-hari. Masyarakat Arab di Makkah dan Madinah justru biasa mendengar para jamaah haji Indonesia –dengan keterbatasan kemampuan bahasa Arab mereka- bertanya ‘halal?’ saat bertransaksi di pasar-pasar dan pusat perbelanjaan. Mereka menanyakan apakah penjual sepakat dengan tawaran harga yang mereka berikan, sehingga barang menjadi halal untuk mereka. Jika sepakat, penjual akan balik mengatakan “halal”. Atau saat ada makanan atau minuman yang dihidangkan di tempat umum, para jamaah haji biasa bertanya “halal?” untuk memastikan bahwa makanan / minuman tersebut gratis dan halal untuk mereka.

Kata majemuk ini tampaknya memang ‘made in Indonesia’. Kata halal bihalal justru diserap Bahasa Indonesia dan diartikan sebagai “hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan, biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dsb) oleh sekelompok orang dan merupakan suatu kebiasaan khas Indonesia.”

Senin, 14 Juli 2014

Buka Puasa FORMI: Ajang Silaturrahmi



Makassar,Ahad, 15 Ramadhan 1435H/13 juli 2014 M, Buka puasa akbar forum Alumni Muslim (FORMI) PNUP bertempat di Masjid Nurul Hikmah Adyaksa Baru. 

Kegiatan ini rutin diadakan seiap tahunnya di bulan ramadhan .Seperti tahun sebelumnya peserta yang hadir tediri dari para alumni mulai dari angkatn 1999-2010. Selain alumni, hadir pula pengurus KAMUPI PNUP dan undangan yang lainnya. 

Acara pertemuan ini dibuka oleh Sudiman Tahir dan diikuti  sambutan ketua Dewan Syuro FORMI.  pertemuan seperti  ini harus digalakkan terus, kalau silaturahmi di galakkan rezki juga semakin lancar” Kata Akbar dalam sambutannya. “kedepannya bisa lebih lancar & waktu bisa lebih panjang lagi..” lanjutnya.

Setelah sholat maghrib acara ini dilanjutkan dengan makan malam bersama. Di akhir Acara, beberapa alumni memberikan saran untuk FORMI Kedepan. “...perlu diadakan kegiatan  lain seperti pelatihan wirausaha..”  kata Agus. Usulan yang lainnya tentang silaturrahmi yang perlu dikemas dalam bentuk rihlah, ada pula yang menyinggung tentang konsep kelembagaan FORMI.

Sebelum acara berakhir satu persatu peserta saling besalaman.      

Sabtu, 31 Mei 2014

Iran dan Yahudi



Lihatlah ke Iran. Bagaimana Yahudi di negara yang presidennya selalu gembar-gembor akan menghancurkan, mencaci maki bangsa Yahudi. Di Iran, Yahudi tersebar di tiga kota besar; Tehran, Hamdan, Isfahan. Dan menurut data resmi Iran, ada sekitar 30.000 orang Yahudi di Iran. Sebuah jumlah yang sangat besar di sebuah negara yang katanya  anti-Zionis!

Isfahan, yang terletak di tengah-tengah Iran, dikelilingi oleh kota-kota berbasis Syiah—seakan dengan jelas orang-orang Syiah melindungi mereka.

Padahal, orang-orang Sunni di Iran diburu seperti tikus, dan ulama-ulamanya digantung. Bahkan orang-orang Sunni tidak punya masjid untuk shalat Jumat. Bandingkan dengan sinagog yang bertebaran di bumi Iran.

Orang-orang Yahudi punya hubungan baik dengan pemerintahan Iran. Mereka menganggap bahwa orang-orang Sunni sebagai musuh utama mereka. Bahkan, di parlemen Iran, orang-orang Yahudi mempunyai deputi alias perwakilannya.  Kita harus tahu bahwa orang-orang Yahudi di Iran menolak pindah ke tanah jajahan Palestina. Mengapa?

Karena, untuk sebagian Yahudi, Iran adalah tempat suci karena banyak nabi mereka dimakamkan di sini. Misalnya saja Nabi Daneil. Nabi ini adalah salah satu nabi yang sudah memprediksikan kejadian-kejadian sebelum kiamat. Dan ia dikenal luas di antara Yahudi dan umat Kristen. Selain Nabi Daniel, ada juga Nabi Habqouq, Nabi Sumoil, Qeedar, dan Nabi Hajayy.

Di Iran juga ada makam Bunyamin, saudara Nabi Yusuf. Jadi tidak heran jika Yahudi mengagungkan Iran sebagai tanah suci. Dan mereka menganggap Isfahan sebagai kota yang lebih spesifik lagi.  Kota ini merupakan tempat pertama dimana mereka berkumpul pertama kalinya setelah perusakan Yerusalem oleh Novukhodonsur.

Sejarah sudah menyimpan hal ini, dan kemudian setelah 70 tahun penangkapan oleh raja Babylon Nebukadnezzar, mereka berkumpul di Isfahan.

Rabi-rabi di Isfahan mengajar anak-anak Yahudi tentang berbagai kuil Yahudi.

Yang lebih mencengangkan  ada sebuah hadist Nabi yang tertera dalam Sahih Muslim, hadist ke 7034: “Anas Bin Malik mengatakan bahwa Rasulullah shallallu ‘alaihi wa sallam berkata: ‘Dajjal akan diikuti 70 ribu Yahudi dari Isfahan mengenakan selendang Persia.” Ala kuli haal, Yahudi-Yahudi di Isfahan, Iran selalu mengenakan selendang.

Senin, 05 Mei 2014

Tadzkiroh...


هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ

Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ

Banyak muka pada hari itu tunduk terhina,

عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ

bekerja keras lagi kepayahan,

تَصْلَىٰ نَارًا حَامِيَةً

memasuki api yang sangat panas (neraka),

(QS. Al Ghosyiah 1-4)

Rangkaian ayat di awal surah Al Ghosyiyah ini bercerita ttg neraka yang panas dan para penghuninya.

Ternyata salah satu penyebab orang dimasukkan ke neraka adalah amalan yg banyak dan beragam yg dikerjakan dg penuh kepayahan (ayat ke-3).
Tapi amalan2 tsb tidak sempurna, penuh cacat. Bisa jadi karena motif dan niatnya yang salah, maupun tata caranya yang tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.
Astaghfirullahal‘adzhim…

Ibrah..

Alkisah, ‘Umar bin Khathab menangis saat mendengar ayat ini.

Suatu hari Atha' As-Salami, seorang Tabi`in bermaksud menjual kain yang telah ditenunnya. Setelah diamati dan diteliti secara seksama oleh sang penjual kain, sang penjual kain berkata,
“Wahai Atha,.' sesungguhnya kain yang kau tenun ini cukup bagus, tetapi sayang ada cacatnya sehingga saya tidak dapat membelinya.”

Arti Waktu

Bila kau ingin tahu apa arti 1 tahun,
tanyalah pada siswa yang tidak naik kelas.

Bila kau ingin tahu apa arti 1 semester,
tanyalah pada seorang mahasiswa yang telat lulus kuliah.

Bila kau ingin tahu apa arti 1 bulan,
tanyalah kepada ibu yang melahirkan premature.

Bila kau ingin tahu apa arti 1 minggu,
tanyalah seorang editor majalah mingguan.

Bila kau ingin tahu apa arti 1 hari,
tanyalah pada seorang wanita menanti pernikahannya esok hari.

Bila kau ingin tahu apa arti 1 jam,
tanyalah pada seorang pengusaha yang telat bertemu investor potensial.

Bila kau ingin tahu apa arti 1 menit,
tanyalah pada seorang penumpang yang ketinggalan pesawat.

Bila kau ingin tahu apa arti 1 detik,
tanyalah pada seorang yg selamat dari reruntuhan bangunan
.
Bila kau ingin tahu apa arti 1 milidetik,
tanyalah pada seorang atlit lari olimpiade.

Bila kau ingin tahu apa arti waktu dan hidup,
tanyakan pada orang yang akan dihukum mati esok hari.

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).

Semoga kita termasuk 3 golongan orang-orang yang beruntung. Yaitu orang-orang yang:
1. Beriman
2. Beramal Soleh
3. Menasehati dalam kebenaran dan kesabaran

Senin, 07 April 2014

GOLPUT bukan Pilihan Tepat

Siapa bilang demokrasi itu sistem Islam?
Hanya orang jahil yang ngomong begitu.
Siapa bilang syariat Islam bisa tegak di parlemen?
Hanya orang yang tidak paham yang bicara seperti itu.
Tapi bagaimana jika engkau hidup di negeri
dengan sistem seperti itu?
Lalu di hadapanmu ada 2 pilihan:
Yang satu adalah calon pemimpin
yang tidak akan mengganggu agamamu,
Yang akan menjaga hak-hakmu sebagai muslim-muslimah
Meski mungkin ia bukan seorang muslim yang patuh…
Lalu calon kedua adalah calon pemimpin
yang hampir bisa dipastikan:
Melecehkan hak-hakmu sebagai muslim yang komitmen
Membiarkan musuh-musuh agamamu melecehkan Qur’anmu
Melecehkan ibunda-ibunda kamu mukminin
Melecehkan para sahabat nabimu
Berpihak pada kompeni-kompeni busuk
Dan bersahabat dengan para taipan penjilat
Apakah engkau akan diam saja
membiarkan calon kedua merajai negerimu yang demokratis ini?
Maafkan aku menyelamu sebelum menjawab:
Tapi kita tidak bicara soal penegakan syariat Islam.
Aku tidak pernah ragu:
Syariat Islam harus ditegakkan!
Kekhilafahan harus dikembalikan!
Kedaulatan dan hukum hanya milik Allah semata!
Aku tidak pernah ragu tentang itu, kawan…
Tapi…
Kita sedang bicara tentang 2 pilihan buruk:
Mana yang paling ringan buruk-bahayanya?
Persis seperti ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Mengirim sahabatnya berhijrah ke Habasyah
Bernaung di bawah kekuasaan Najasyi yang Kristen
(dan bukan berhukum pada Syariat Islam!)
Persis seperti Ja’far bin Abi Thalib menguntai doa:
“Ya Allah, menangkanlah Najasyi,
karena kemenangannya adalah kemenangan kami!”
Jika engkau mengatakan:
Kita harus mencegah calon kedua
mencengkramkan kukunya pada bangsamu,
maka tolong kabarkan padaku:
adakah cara lain untuk mencegahnya,
selain dengan memilih calon yang pertama?
Tidak memilih apapun dan siapapun
berarti memilih untuk tidak peduli.
“Siapa yang mengatakan manusia sudah rusak,
Maka dialah sebenarnya yang paling rusak,
Atau dialah sebenarnya yang merusak mereka.”
Memilih untuk tidak peduli
Berarti memilih yang terburuk
di antara 2 hal yang buruk.
Dan Islam tidak pernah mengajarkan itu.
Wallahu a’lam.
Hanya Allah yang Maha mengetahui.
Makassar, 7/4/2014
Muhibbukum fiLlah,
Muhammad Ihsan Zainuddin

Sabtu, 05 April 2014

Kerja politik adalah sebuah pilihan, ijtihad yang perlu diapresiasi penuh hormat


by Ust ahmad hanafi, Lc, M.A 
(Copas dari WA)

Di saat orang lain berlomba merebut kekuasaan dengan menghalalkan segala cara, saudara-saudara kita berusaha konsisten dengan cara santun, peduli, elegan dan semangat ke-Islaman dan ukhuwah.
Bahkan bukan rahasia lagi jika musuh kaum muslimin dan para pendukungnya juga berlomba lomba memanfaatkan jalur kendaraan politik untuk menyebarkan ide dan faham kesesatan mereka.

Kalau ijtihad politik saudara- saudara kita berpihak kepada ummat dan keberlangsungan dakwah, maka bukanlah sikap baik dan bijak, jika kita mencibir, meremehkan bahkan memandangnya sebelah mata. Ingatlah senyummu dihadapan saudaramu adalah sedekah. Mereka juga memilih jalur ini berangkat dari sebuah kesadaran besar dan tanggung jawab untuk melakukan perbaikan di tengah masyarakat kita.

Takkala saudara-saudara kita salah, maka luruskan dan kritiklah dengan cara yang bijak dan santun. Mereka juga sama seperti dirimu yang tak suka dikasari dan diberlakukan secara tak adil dan tidak berimbang.
Bukankah saudara-saudara kita yang lain, yang tidak memilih jalur jihad politik sebagai wasilah dakwah juga kerap melakukan kesalahan bahkan terkadang bersinggungan dengan hal-hal yang sifatnya prinsip dasar keislaman.

Disinilah kita perlu kembali mempelajari fikih nasehat dan memperbaiki kesalahan dan kekhilafan orang lain. Dibanding memvonis dan lebih suka menyalahkan, kita sangat perlu menghidupkan tradisi silaturahim, bukan hanya kepada orang yang satu fikrah, ide dan methode dengan kita dalam berdakwah. Tetapi silaturahim ini juga sangat perlu kepada orang yang berbeda pilihan dan ijtihad dengan kita dalam berdakwah.

Kepada saudara-saudaraku yang bekerja dakwah lewat jalur politik, ketahuilah bahwa perjuangan ini adalah jalan panjang yang penuh dengan intrik, godaan dan bisikan untuk mengaburkan bahkan menjauhkan anda dari nilai nilai Islam yang luhur. Olehnya itu, perkuat iman, ibadah dan taqarrub kepada Allah. Serta jangan pernah bosan untuk terus menggali ilmu-ilmu islam dan meminta nasehat, saran dan petunjuk para ulama.

Kepada saudara-saudara yang konsisten dengan pilihan non politik, kalaupun anda tidak setuju, sampaikan ketidak setujuan itu dengan cara yang santun, klarifikasi terlebih dahulu sebelum mempublikasi. Banyak hal yang diyakini kebenarannya tapi tidak menjadi maslahat untuk dikonsumsi oleh publik. Dan yang terpenting, orang-orang yang berkecimpung di jalur dakwah politik juga adalah saudara kita. Maka perlakukanlah mereka layaknya sebagai saudara dan bukan sebagai lawan apalagi kalau dianggap sebagai musuh.