Senin, 07 April 2014

GOLPUT bukan Pilihan Tepat

Siapa bilang demokrasi itu sistem Islam?
Hanya orang jahil yang ngomong begitu.
Siapa bilang syariat Islam bisa tegak di parlemen?
Hanya orang yang tidak paham yang bicara seperti itu.
Tapi bagaimana jika engkau hidup di negeri
dengan sistem seperti itu?
Lalu di hadapanmu ada 2 pilihan:
Yang satu adalah calon pemimpin
yang tidak akan mengganggu agamamu,
Yang akan menjaga hak-hakmu sebagai muslim-muslimah
Meski mungkin ia bukan seorang muslim yang patuh…
Lalu calon kedua adalah calon pemimpin
yang hampir bisa dipastikan:
Melecehkan hak-hakmu sebagai muslim yang komitmen
Membiarkan musuh-musuh agamamu melecehkan Qur’anmu
Melecehkan ibunda-ibunda kamu mukminin
Melecehkan para sahabat nabimu
Berpihak pada kompeni-kompeni busuk
Dan bersahabat dengan para taipan penjilat
Apakah engkau akan diam saja
membiarkan calon kedua merajai negerimu yang demokratis ini?
Maafkan aku menyelamu sebelum menjawab:
Tapi kita tidak bicara soal penegakan syariat Islam.
Aku tidak pernah ragu:
Syariat Islam harus ditegakkan!
Kekhilafahan harus dikembalikan!
Kedaulatan dan hukum hanya milik Allah semata!
Aku tidak pernah ragu tentang itu, kawan…
Tapi…
Kita sedang bicara tentang 2 pilihan buruk:
Mana yang paling ringan buruk-bahayanya?
Persis seperti ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Mengirim sahabatnya berhijrah ke Habasyah
Bernaung di bawah kekuasaan Najasyi yang Kristen
(dan bukan berhukum pada Syariat Islam!)
Persis seperti Ja’far bin Abi Thalib menguntai doa:
“Ya Allah, menangkanlah Najasyi,
karena kemenangannya adalah kemenangan kami!”
Jika engkau mengatakan:
Kita harus mencegah calon kedua
mencengkramkan kukunya pada bangsamu,
maka tolong kabarkan padaku:
adakah cara lain untuk mencegahnya,
selain dengan memilih calon yang pertama?
Tidak memilih apapun dan siapapun
berarti memilih untuk tidak peduli.
“Siapa yang mengatakan manusia sudah rusak,
Maka dialah sebenarnya yang paling rusak,
Atau dialah sebenarnya yang merusak mereka.”
Memilih untuk tidak peduli
Berarti memilih yang terburuk
di antara 2 hal yang buruk.
Dan Islam tidak pernah mengajarkan itu.
Wallahu a’lam.
Hanya Allah yang Maha mengetahui.
Makassar, 7/4/2014
Muhibbukum fiLlah,
Muhammad Ihsan Zainuddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih