Minggu, 20 Desember 2015

Sekilas tentang Topi Tahun Baru(Sanbenito)

Penting untuk orang tua & anak anak

Topi Tahun Baru yg berbentuk kerucut ternyata adalah topi dengan bentuk yang di sebut "SANBENITO", yakni topi yg digunakan Muslim Andalusia UNTUK MENANDAI BAHWA MEREKA SUDAH MURTAD dibawah penindasan Gereja Katholik Roma yang menerapkan INKUISISI SPANYOL.

SANBENITO, TANDA MUSLIM TELAH MURTAD.

Ketika kaum Frank yang beragama Kristen Trinitarian menyerang Negeri Muslim Andalusia,mereka menangkapi, menyiksa, membunuh dengan
sadis kaum Muslim yang tidak mau tunduk kepada mereka. Mereka kaum Kristen Trinitarian membentuk lembaga yang bernama INKUISISI.

Sebuah lembaga dalam Gereja Katholik Roma yang bertugas melawan "ajaran sesat", atau pengadilan atas seseorang yang didakwa bidat. Dan dalam hal ini yang dimaksud sesat/bidat adalah MUSLIM.

Adalah sebuah pakaian yang diberi nama SANBENITO, pakaian dan topi khas yang dipakaikan kepada TAWANAN MUSLIM yang telah menyerah dan mau conferso (confert/murtad).

Pakaian ini untuk membedakan mereka (para converso) dengan orang-orang lain ketika berjalan di tempat-tempat umum di Andalusia(spanyol) yang saat itu telah takluk di tangan Ratu Isabella dan Raja Ferdinand.

SANBENITO adalah sebuah pakaian yang menandakan bahwa seorang muslim di Andalusia saat itu telah MURTAD. Bagaimana bentuk pakaian itu? Jubah dan topinya??


SANGAT IRONIS !!!!!
Kini, 6 abad setelah peristiwa yang sangat sadis tersebut berlalu, para remaja muslim, anak-anak muslim justru memakai pakaian SANBENITO untuk
merayakan TAHUN BARU MASEHI dan merayakan ULANG TAHUN. Meniup terompet-terompet ala topi SANBENITO di saat pergantian tahun. Perayaan-perayaan yang sama sekali TIDAK PERNAH DICONTOHKAN OLEH ROSULULLAH yang justru nyata2 BERASAL DARI DILUAR ISLAM (ORANG KAFIR)!. Meraka telah merampas kejayaan Muslim Andalusia, dan menghancurkan sebuah peradaban maju Islam Andalusia.

Astaghfirullah... setelah kita tahu sejarah ini, apakah kita masih tega memakai SANBENITO? atau membiarkan anak2, adik2, sahabat2 kita memakainya?

Sumber :
Buku MENYINGKAP FITNAH
[[ Hj.Irena Handono ]]

Rabu, 09 Desember 2015

Jangan Mudah Tertipu Oleh Media

SUATU ketika sepasang kakek nenek yang memiliki seekor sapi sedang berbicara di dalam rumahnya,

Kakek: “Nek…! Kalau kita ternak sapi saja, penghasilannya paling cuma setahun sekali…”

Nenek: “Terus gimana dong, Kek?”

Kakek: “Gimana kalau kita jual saja sapi kita, terus hasilnya kita belikan kuda buat narik delman, jadi untungnya bisa tiap hari.”

Nenek: “Wah ide bagus tuh, Kek!”

Tanpa diketahui ternyata pembicaraan si kakek dan si nenek, didengarkan oleh komplotan pencuri.

Akhirnya mereka membuat ide licik untuk mengelabui kakek nenek tersebut.

Keesokan harinya si kakek dan nenek berjalan menuntun sapinya menuju pasar, di tengah jalan mereka bertemu dengan seorang pemuda yg merupakan salah satu dari komplotan pencuri tersebut.

Pencuri 1: “Waaaah! AYAM-nya bagus sekali kek! Berapa mau di jual?”

Kakek: “Enak saja dibilang AYAM, yang berkaki empat seperti ini namanya ya SAPI!”

Pencuri 1: “Hahaaaa… si Kakeek bercanda aja… dari dulu juga yang kaya gini mah namanya AYAM, Keek!”

Kakek: “Haaaah.. sabodoo ah!!”

Selang beberapa lama ternyata si kakek bertemu kembali dengan seorang pemuda, salah satu komplotan pencuri juga.

Pencuri 2: “Dijual berapa ayamnya, Kek?”

Kakek: “Ini SAPIIIIII,.. bukan AYAM!”

Sambil melanjutkan perjalanan akhirnya si kakek mulai ragu dan bertanya kepada si nenek. Kakek: “Emang bener ini teh ayam, Nek?”

Nenek: “Bukan kek… ini mah sapi…”

Kakek: “Atau kita sudah mulai pikun yaah??”
Nenek: “Gak tau juga, Kek …”

Sama-sma bingung

Sesampainya di pasar…

Pencuri 3: “Naaaah ini diaaaa,… Akhiiirnyaaa… datang juga AYAM yang ditunggu-tunggu. Berapa, Kek, ayamnya?”

Setelah berdebat akhirnya si kakek menjual SAPINYA seharga AYAM.

seperti inilah kondisi kita saat ini.

1. Kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir.
2. Kesalahan tidak bergantung pada jumlah kuantitas.
3. Kesalahan yang selalu diwiridkan/diteriakkan suatu saat akan dianggap sebagai kebenaran (JANGAN MUDAH TERTIPU oleh MEDIA). [] Copas Dari Whatsapp