Selasa, 22 November 2016

Skenario Aseng Caplok RI: Mengapa KPK Sujud di Kaki Cina, Ini Jawabannya


PENTING !!! UMAT ISLAM WAJIB BACA SAMPAI TUNTAS !!!

27 JUNI 2016 Sutan Padu Kobasa (KOBAR 2016)

Pada awal April 1988 ada rapat rahasia tokoh-tokoh Cina, pentolan-pentolan CSIS (Centre for Strategic and International Studies) dan jenderal-jenderal TNI–AD. Mereka membahas perkembangan terbaru politik RI. Kelompok ini semakin tersisih dari pusat kekuasaan Orde Baru setelah Pak Harto membuat koreksi atas kebijakan, arah dan prioritas pembangunan nasional RI. Kelompok ini berkuasa selama 20 tahun Orde baru memerintah, mereka menguasai total sumberdaya ekonomi dan memegang seluruh jabatan strategis negara di negara RI.
.
Perubahan ini dirasakan oleh mereka pasca penolakan terbuka konglomerat-konglomerat cina atas permohonan Pak Harto agar konglocina ikut membantu ekonomi Pribumi. Pak Harto selama 20 tahun membesarkan pengusaha-pengusaha cina dengan segala kemudahan, keistimewaan, bantuan dari pemerintah/ negara RI hingga mereka menjadi besar (konglomerasi).
.
Pak Harto berharap konglomerasi Cina mau membantu membesarkan pengusaha pribumi seperti konglomerasi di Jepang dan Chaebol di Korsel. Harapan Pak Harto agar konglomerasi cina menjadi lokomotif bagi ribuan UMKM RI. Konglocina justru serempak menolak, harapan Pak Harto buyar!  Bahkan permohonan Pak Harto agar Konglocina sisihkan 1-2.5% laba bersih mereka untuk dana pembinaan UMKM ditolak mentah-mentah !!
.
Pak Harto tersadar !
.
Komunitas bisnis cina Indonesia semula disangka ‘teman’ dan bagian integral bangsa Indonesia ternyata musuh dan tetap menjadi ‘bangsa asing’ ! Penolakan komunitas bisnis cina membantu usaha kecil-menengah-koperasi pribumi dinyatakan terbuka. Dimuat di KOMPAS dan lain-lain.
.
Penolakan konglocina khususnya 100 pengusaha cina terbesar yang tergabung dalam Prasetya Mulia atas permohonan Presden Suharto marak dimana-mana. Pak Harto kecewa dan sedih. Tak menyangka dikhinati komunitas bisnis cina yang dibesarkannya selama 20 tahun dengan segala privilege-nya !! Cina bukan hebat berbisnis tapi atas bantuan Pak Harto, dan mereka mengkhianatinya !!
.
Menghadapi pengkhianatan tersebut, tak tahu bersyukur, berterima kasih dan balas budi elit cina, maka Pak Harto jalan terus memulai besarkan pribumi. Pak Harto mendorong lahirnya HIPMI sebagai wadah kader pengusaha pribumi, Abdul Latif putra minang Direktur Utama PT Sarinah menjadi Ketua Umum HIPMI. Pengusaha-pengusaha muda pribumi antara lain: Siswono, Arifin Parnigoro, Aburizal Bakrie, Fahmi Idris, Fadel Muhammad dan lain-lain bergabung di HIPMI, mulai dibesarkan.
.
Pak Harto membentuk Menteri Muda UPPDN dijabat Ginanjar Kartasasmita untuk memuluskan pembinaan pengusaha pribumi. Konglocina memusuhi HIPMI. Segala cara konglocina menggagalkan program akselerasi konglomerat pribumi oleh Pak Harto. Perbankan cina menolak pemberian kredit untuk HIPMI. Salah satu contohnya adalah, proyek property Abdul Latief di kawasan Gunung Sahari ditolak kredit pengembangannya oleh semua bank milik cina. Politis !! Penolakan itu dilakukan disaat konsesi lahan akan berakhir, padahal sebelumnya konsorsium bank swasta telah menyatakan komit/setuju untuk mengucurkan kreditnya. Tapi Konsorsium bank milik konglo-konglo cina tersebut tiba-tiba membatalkannya. Latief terpaksa kehilangan konsesi atas lahan yang sekarang dikenal sebagai Mangga Dua Square. Mangga Dua Square yang kita kenal sekarang adalah milik konglocina bukan pribumi. Abdul Latief dihabisi konspirasi konglocina antipribumi. Tidak berhenti hanya itu, 10 tahun kemudian Abdul Latif dipaksa melepas Stasiun TV Lativi ke konglocina di bawah ancaman kriminalisasi oknum kejagung !!
.
Pak Harto mengetahui konspirasi konglocina berkolusi dengan CSIS dan jenderal-jendral tertentu untuk menggagalkan program pemberdayaan pengusaha pribumi yang sedang dijalankan Pak Harto. Pada saat itu CSIS yang selama 20 tahun menjadi lembaga pemikir dan perumus kebijakan negara ternyata semakin jauh menyesatkan Pak Harto/ ORBA. CSIS dan pendukung misinya, menyeret pemerintahan Pak Harto menyingkirkan, memarginalkan umat Islam  di Indonesia!!
.
Bahkan umat Islam mulai dimusuhi pemerintah, dibenturkan dan dikondisikan utk bentrok/ konflik dengan negara melalui rekayasa-rekayasa politik. Tanpa minta persetujuan Pak Harto lebih dulu, pemerintah/ ABRI menerapkan azas tunggal Pancasila. Ormas/ umat Islam yang menolak = Musuh Negara. Oknum di elit pemerintahan Orba/ ABRI yang didominasi katolik & kejawen memprovokasi kemarahan umat Islam dimana-mana. Kerusuhan pun meletus. Kerusuhan/ konflik oleh umat Islam yang diprovokasi oknum tertentu bertujuan melegitimasi Islam menjadi musuh negara. Rekayasa CSIS !!
.
CSIS terilhami Saddam Hussein Ketua Partai Baath beraliran Marxist Komunis sukses naik jadi presiden Irak yang mayoritas Syiah. Saddam Hussein dibantu CSIS Washington DC – AS meraih kekuasaan dengan merekayasa rakyat Irak yang mayoritas Syiah menjadi musuh negara. Ayatullah Baqir Sadr atidak sadar ikut diseret dalam konflik mayoritas Syiah VS negara. Saat konflik meluas, militer lalu menghilangkan Baqir Sadr & membantai rakyat.
.
Saddam Hussein yang marxist naik jadi Presiden menggandeng minoritas Sunni Irak membentuk pemerintahaan yang didukung AS. Kecemasan AS atas kebangkitan kejayaan/ hegemoni Persia via penyatuan Iran – Irak yang sama-sama mayoritas Syiah, hilang dengan naiknya Saddam. Strategi CSIS Washington DC sukses besar di Irak, Marxist & Sunni (sama-sama minoritas) berkoalisi menyingkirkan mayoritas Syiah di Irak.
.
CSIS JAKARTA MENIRU STRATEGI MIRIP DI IRAK TERHADAP PEMERINTAHAN PAK HARTO. KATOLIK-CINA-KEJAWEN YANG SAMA-SAMA MINORITAS BERKOALISI SINGKIRKAN ISLAM. DENGAN CARA POJOKKAN, PROVOKASI, BENTURKAN UMAT ISLAM DENGAN NEGARA. TARGET CSIS JAKARTA : KONFLIK MELUAS, ABRI BANTAI UMAT ISLAM. PAK HARTO DIPAKSA MUNDUR.
.
Pada saat itu  Menhamkam/ Panglima ABRI Jendral Leonardus Benny Moerdani. Tokoh katolik, anti Islam dan berambisi gantikan Pak Harto. Konspirasi oknum-oknum petinggi ABRI-CSIS-Konglocina jatuhkan Pak Harto melalui fitnah & adu domba dengan umat Islam tercium terutama oleh Prabowo. Prabowo saat itu Pamen ABRI adalah Staf Khusus Menhamkam/ Pangab LB Moerdani. Belum 5 tahun menjadi menantu Pak Harto. Dia tahu semua rahasia LB Moerdani.

Sebagai Stafsus Menhamkam/ Pangab, Prabowo adalah orang kepercayaan LB Moerdani. Prabowo Subianto yang berayah Islam Abangan, Ibunya Kristen, dinilai aman untuk ikut rapat-rapat rahasianya. Setelah menjadi menantu Pak Harto, Prabowo menganalisa & menyimpulkan manuver LB Moerdani-CSIS-Cina sangat membahayakan mertuanya/ Pak Harto.
.
Informasi rencana kudeta terhadap Pak Harto yang meniru stategi CSIS di Irak ini disampaikan Prabowo kepada Pak Harto. Fakta ini dibantah mati-matian oleh Geng LB Moerdani. Pak Harto juga punya informasi intelijen yang klop dengan laporan Prabowo. Tanpa ribut & gaduh, Pak Harto menuntaskan masalah. LB Moerdani masuk kotak.
.
Pangab/ Menhamkam LB Moerdani dipromosikan habis-habisan oleh CSIS (Kompas, Tempo, Sinar Harapan dll), Konglocina, Katolik untuk jadi Wapres. LB Moerdani yang sangat anti Islam dicitrakan Kompas dan media cina sebagai Pancasilais Sejati. Pak Harto tertawa geli mengetahui pencitraan palsu tersebut. “Pancasilais sejati tidak anti agama, tidak menindas Islam. Penindas umat beragama ya sama dengan Apancasilais atau AntiPancasila”, kata Pak Harto.
.
Pak Harto kesampingkan LB Moerdani yang sudah tercium mengkhianati bangsa dan negara, Pak Harto memilih Sudharmono untuk menjadi wapres 1988-1993. LB Moerdani dicopot dari Menhamkam/ Pangab, Perwira-perwira anti Islam yang menjadi genk Moerdani (perwira merah) digantikan oleh perwira merah putih. Pers Cina & Katolik seperti Kompas & Tempo melakukan perlawanan dengan mengecam kebijakan Pak Harto yang melakukan Debennisasi di tubuh ABRI & Golkar, dituduh melakukan hijauisasi/ Ijoroyo-royo.
.
Tokoh yang berperan penting dalam membersihkan ABRI dari anasir anti Islam adalah Mayor Prabowo Subianto, sebagai mantan stafsus LB Moerdani, Prabowo tahu semua genk LB Moerdani. Melalui Prabowo inilah banyak perwira muslim yang dikucilkan/ didiskriminasi pada masa LB Moerdani Menhankam/ Pangab, diorbitkan lagi.
.
Pada masa LB Moerdani menjadi Pangab, perwira muslim shalat dan puasa harus sembunyi-sembunyi, LB Moerdani paling anti melihat Shalat dan sajadah. Tokoh-tokoh muda Islam yang dibenam dan tak diberi kesempatan menjadi tokoh besar masa LB Moerdani berkuasa, diorbitkan kembali oleh Prabowo. Muncullah tokoh Islam yang sekarang sudah menjadi tokoh besar nasional seperti Yusril Ihza Mahendra, Hadjrianto T, Din Syamsuddin, dst.
.
Sejak tahun 1988 Islam dan umat Islam tidak lagi menjadi musuh negara, Tidak lagi ditindas, dipinggirkan dan dizalimi. RI kembali ke pangkuan Islam. Pak Harto dan Rezim Orba mulai menjalin hubungan mesra dengan Islam/ Umat Islam, Negara-negara OKI tidak lagi sinis dan membenci RI.
.
Para pemimpin negara-negara Islam pernah ditanya, “Kenapa Islamic Development Bank (IDB) tidak berkantor pusat di Jakarta? Kenapa negara-negara Islam tidak bantu RI?“. “Kenapa Universitas Islam Internasional (UIAB) tidak dibuka di Jakarta, melainkan di Kuala Lumpur, Malaysia?”. Jawaban seluruh pemimpin negara Islam dunia sama: “Sampai tahun 1998 Islam/ umat Islam RI BELUM MERDEKA. Dikerdilkan Orba”.

Yang mengharukan adalah perhatian, kepedulian, empati luar biasa negara-negara Islam dunia pada nasib Tokoh Besar Dunia Islam yang dizalimi ORBA. Raja Fahd dari Arab Saudi sangat marah kepada RI ketika Buya M Natsir tokoh Islam Indonesia yang sangat dicintai dunia Islam dizalimi ORBA. Perlakuan dzalim terhadap Buya Natsir, Ulama Cendikiawan Islam dan mantan Perdana Menteri oleh regim Orba, membuat RI dikucilkan dunia Islam.  Juga perlakuan dzalim kepada tokoh Islam lain, seperti Bung Hatta, Buya Hamka dst. Semua berubah setelah tahun 1988, Pak Harto tersadar.

Setelah Pak Harto terpilih kembali 1988, Kabinet disusun. Umat Islam mulai mendapat peran sepantasnya di pemerintahan ORBA. Pada April 1988 pentolan CSIS-Konglomerat Cina-Jendral-jenderal merah melakukan rapat rahasia mendadak. Mereka menyusun strategi untuk jatuhkan Pak Harto. Kesalahan terbesar Pak Harto adalah mengangkat JB Soemarlin, yang masih kerabat Ibu Tien menjadi Menkeu. JBS terafiliasi CSIS dan Die Hard Katolik.
.
Entah apa argumentasi disampaikan Menkeu JBS kepada Pak Harto hingga Pakto (Paket Oktober) 88 diterbitkan, Menyusul kemudian Pakdes (Paket Desember) dan seterusnya. Semua dalam rangka deregulasi. Paket Kebijakan Oktober 1988 (Pakto 88) adalah awal kehancuran ekonomi RI karena DISABOTASE BANKIR-BANKIR CINA melalui perampokan uang BLBI !!
.
JBS melalui Pakto 88 mempermudah pendirian Bank/ LKBB, hanya dengan 10 miliar siapa pun bisa buka Bank, ratusan bank baru muncul. 99% cina !! Ratusan bank itulah bibit yang nantinya pada 1995-1998 mengaku kesulitan likuiditas, NPL bengkak, kalah kliring, di rush, dan seterusnya. Memaksa BI kucurkan BLBI. Fakta yang ada adalah 95% dari puluhan Bank milik bankir cina itu sengaja membangkrutkan diri untuk menghancurkan ekonomi RI dan menjatuhkan Pak Harto !! Kudeta secara Sistemik !!
.
Konspirasi CSIS-Konglocina-Jendral merah yang antiIslam menjatuhkan Pak Harto disusun pada April 1988 berhasil menjatuhkan Pak Harto Mei 1998. RI pada tahun 1988-1997 adalah Macan Asia Baru, Politik stabil, ekonomi kuat. Pertumbuhan > 6%. Masuk TOP Growth di dunia. Siap lepas landas !! yang kedua…karena harusnya sistem konglomerasi RI bisa tinggal landas, tapi dihancurkan konglocina !!
.
Dan yang terpenting adalah, Islam/ umat Islam RI sudah menghirup kemerdekaan kembali setelah ditindas/ dijajah 20 tahun (1968-1988). Hubungan Pak Harto mesra dengan Islam. Kabinet dan petinggi pemerintah/ negara sudah boleh dijabat figur Islam yang sebelumnya, 20 tahun oleh non muslim, katolik, kejawen, atau abangan. Petinggi ABRI sudah boleh dijabat perwira muslim, beribadah bebas, tidak ada lagi penindasan kepada perwira islam. Pangab/ Kasad dijabat jendral muslim. Posisi-posisi strategis di GOLKAR sebagai partai pemerintah mulai boleh dijabat politisi islam, PPP dan PDI tidak lagi diobok-obok, suasana adem, nyaman.
.
Pada tahun 1990 Pak Harto kaffah memeluk Islam menyusul Ibu Tien yang mualaf lebih dulu, ICMI lahir,  Bank/ LKBB syariah muncul, pers Islam bangkit. Puncaknya adalah Pak Harto menunaikan Ibadah Haji pada tahun 1991. Disambut langsung Raja Fahd yang pernah marah pada Rezim Orba dimasa Pak Harto menindas Islam.