Senin, 13 Februari 2012

Jangan Nodai Cintamu (Part I)

Tanggal 14 februari disetiap tahunnya merupakan hari yang paling ditunggu sebagian pemuda dan pemudi hampir diseluruh dunia. Karena pada waktu tersebut bertepatan dengan hari Valentine’s Day (V-Day) atau biasa disebut hari kasih sayang.
Di Indonesia hari V-Day mulai marak dirayakan sekitar tahun 1980 an di Sebagian kota-kota besar di Negeri ini oleh para pemuda-pemudi.  Kian hari tradisi barat ini kian berkembang dan sekarang sudah merambah ke segala lapisan usia dan penyebarannya sudah sampai kepelosok-pelosok kampung, sesuatu yang berjalan semakin cepat. Yang menjadi pertanyaan dari manakah asal usul perayaan ini? Bagaimanakah kita menyikapinya? & Haruskah kita terlibat?

Valentine’s Day dan Perayaan Paganisme Romawi
Valentine day diyakini berawal dari sebuah kisah tentang Santo Valentinus diyakini hidup dimasa Kaisar Cladius, Namun ensiklopedi katolik sendiri tidak bisa memastikan siapa sesungguhnya sosok yang dikenal selama berabad-abad sebagai santo valentines. Paus Gelaius I diyakini sebagai orang yang mempunyai peranan dalam mengadopsi perayaan paganisme Roma tersebut.    Paganisme sendiri merupakan suatu paham yang mempercayai barhala atau Dewa-Dewi sebagai tuhan.
Masyarakat pagan Romawi mempunyai hari kasih sayang yaitu Lupercalia Fest yang berlangsung selama 6 hari pada bulan februari mulai tanggal 13-18 Februari. Perayaan tersebut penuh dengan nuansa seks bebas. Tanpa ikatan perkawinan mereka bebas berbuat apa saja. Dan malam pertama dihari itu,malam menjelang  14 februari hingga malam menjelang 15 februari, diseluruh kota para pasangan baru itu merayakan apa yang kini terlanjur disebut Valentine’s Day (hari kasih sayang). Suatu istilah yang benar-benar keliru dan lebih tepat disebut Making Love Day’s alias malam perzinahan. 
        
Kaitannya dengan Gereja  
Pemeluk Kristen banyak yang percaya dan meyakini bahwa hari Valentine merupakan salah hari raya keagamaan mereka. Bahkan menyamakan dengan hari raya suci lainnya. Walau demikian tidak semua pemeluk Kristen menganggapnya hari raya kekeristenan. Pada tahun 1960 an pihak gereja menghapus perayaan ini dari kalender tahunan  gereja dengan alasan perayaan tersebut tidak memiliki dasar sejarah yang kuat(mitos). Namun, Sejumlah pebisnis seperti halnya Joyce C. Hall terus menghidup-hidupkan perayaan ini  faktanya hingga sekarang V-Day diyakini sebagai bagian dari tradisi gerejawi.  

Konspirasi Yahudi-Zionisme
Menyebarnya perayaan Valentine day ke Indonesia tak terlepas dari campur tangan konspirasi Yahudi-Zionisme yang ingin menghancurkan generasi umat Islam .  Salah seorang tokoh Yahudi Samuel Zwemmer  dalam konferensi missi di Yuressalem tahun 1935 berkata” ….Kita jadikan mereka generasi muda islam, malas bekerja keras, suka berfoya-foya, senang dengan segala kemaksiatan, memburu kenikmatan hidup, & orientasi hidupnya semata untuk memuaskan hawa nafsunya…”  --- Lanjut ke Part II

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih