Diantara tanda-tanda kekuasaan Allah
adalah diturunkannya air hujan dari langit. Mungkin kita bisa bayangkan bagaimana
jadinya bumi ini jika Allah menahan air hujan dan tidak menurunkannya ke Bumi?
Tentu saja bumi akan kering kerontang,
tumbuhan akan mati mengering, hewan dan manusia tentu akan kehausan. Allah
subhanahu wa ta ‘ala adalah tuhan alam semesta ini, memberikan rahmat-Nya
kepada hambanya salah satu rahmat tersebut adalah air hujan. Walaupun demikian
masih banyak manusia yang tidak menyadari rahmat Allah ini bahkan ada
diantaranya yang justru mencela ketika hujan turun. Berikut beberapa hal yang
perlu diketahui tentang hal tersebut:
1. Air
Hujan merupakan tanda-tanda kebesaran Allah
Allah Ta’ala Berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fushshilat [41] : 39).
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi
dan pergantian malam dan siang, serta bahtera yang berjalan di lautan yang
bermanfaat bagi manusia, dan apa yang
telah Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala
jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan
bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum
yang berpikir.” (Al-Baqarah: 164)
2. Dianjurkan
membaca Do’a saat hujan turun
ناَفِعاً
صَيِّباً اللَّهُمَّ
“Allahumma
shoyyiban naafi’aa [Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat].”
Itulah yang Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ucapkan ketika melihat turunnya
hujan. Hal ini berdasarkan hadits dari Ummul Mukminin, ’Aisyah radhiyallahu
’anha,
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau
mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban
nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]”.(H.R. Bukhari, Ahmad, Dan An Nasai)
Ibnu Baththol mengatakan, ”Hadits ini
berisi anjuran untuk berdo’a ketika turun hujan agar kebaikan dan keberkahan
semakin bertambah, begitu pula semakin banyak kemanfaatan.”
Al Khottobi mengatakan, ”Air hujan
yang mengalir adalah suatu karunia.(Syarh
Al Bukhari, Ibnu Baththol, 5/18, Asy Syamilah)
3. Waktu
yang baik untuk Berdo’a
Ibnu Qudamah dalam Al Mughni [1]
mengatakan, ”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana
diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
، الْغَيْثِ وَنُزُولِ الصَّلَاةِ وَإِقَامَةِ
الْجُيُوشِ ، الْتِقَاءِ: عِنْدَ ثَلَاثٍ عِنْدَ الدُّعَاءِ اسْتِجَابَةَ اُطْلُبُوا
Carilah do’a yang mustajab pada tiga
keadaan : 1. Bertemunya dua pasukan, 2. Menjelang shalat dilaksanakan, dan 3.
Saat hujan turun.”[2]
Begitu juga terdapat hadits dari Sahl
bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda,
المَطَرِ تَحْتَ وَ النِّدَاءِ عِنْدَ الدُّعَاءُ تُرَدَّانِ مَا ثِنْتَانِ
“Dua do’a yang tidak akan ditolak: 1.
do’a ketika adzan dan 2. do’a ketika ketika turunnya hujan.”[3]
4. Tidak
Mencaci maki Hujan
”Janganlah kamu mencaci maki angin.”[3]
الرِّيحَ تَسُبُّوا
لاَ
Dari dalil di atas terlihat bahwa
mencaci maki masa (waktu) dan angin adalah sesuatu yang terlarang. Begitu pula
halnya dengan mencaci maki makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa, seperti
mencaci maki angin dan hujan adalah terlarang.
[1] Dikeluarkan
oleh Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al
Baihaqi dalam Al Ma’rifah dari
Makhul secara mursal. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shohihul Jaami’ no. 1026.
[2] HR. Al Hakim dan Al Baihaqi. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ no. 3078.
[3] HR. Tirmidzi
no. 2252, dari Abu Ka’ab. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
Sumber:http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/2795-beberapa-amalan-ketika-turun-hujan.html
http://muslim.or.id/aqidah/keimanan-berkaitan-dengan-hujan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih