Kata Ikhlas berasal dari bahasa arab merupakan kata dasar (mashdar) dari kata akhlasa ( أخلص ) yang artinya memurnikan. Dalam kamus bahasa Indonesia ikhlas dapat diartikan sebagai bersih hati atau tulus hati. Dan seorang hamba yang ikhlas disebut Mukhlishin.Untuk pendefinisian kata ikhlas, para ulama berbeda redaksi dalam menggambarkanya. Diantaranya:
1). Ikhlas yaitu: memurnikan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
2). seorang yang tidak mencari perhatian di hati manusia dalam rangka memperbaiki hatinya di hadapan Allah, dan tidak suka seandainya manusia sampai memperhatikan amalnya, meskipun hanya seberat biji sawi.
3.) An Nawawi Asy Syafi’i rohimahullah menukil dalam kitabnya At Tibyan “Ikhlas adalah engkau mentauhidkan/menunggalkan niatmu dalam keta’atan kepada Allah Subahanahu wa Ta’ala yaitu engkau berniat mendekatkan diri kepada Allah dengan amal ketaatanmu tanpa mengharapkan dari mahluk suatu apapun dari hal tersebut berupa pujian dari manusia dan lain sebagainya”.
4). Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata arti ikhlas karena Allah ialah, apabila seseorang melaksanakan ibadah yang tujuannya untuk taqarrub kepada Allah dan mencapai tempat kemuliaan-Nya.
Ikhlas ialah, menghendaki keridhaan Allah dalam suatu amal, membersihkan hati dari segala individu maupun duniawi.
2. Dalil-dalil tentang Ikhlas dalam Al Qur’an dan Sunnah
Berikut ini kami tuliskan beberapa dalil-dalil tentang ikhlas yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadist nabi.
- Dalam Al-Qur’an Allah berfirman : “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang khusyu' dalam shalatnya. (QS. Al Mukminun: 1-2)”
- Diriwayatkan dari Amir al-Mukminin (pemimpin kaum beriman) Abu Hafsh Umar bin al-Khattab radhiyallahu’anhu beliau mengatakan: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرئ مانوي . فمن كانت هجرته الي الله ورسوله فهجرته الي الله ورسو ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلي ما هاجر إليه
“Sesungguhnya setiap amalan harus disertai dengan niat. Setiap orang hanya akan mendapatkan balasan tergantung pada niatnya. Barangsiapa yang hijrah karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena menginginkan perkara dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya (hanya) mendapatkan apa yang dia inginkan.” (HR. Bukhari [Kitab Bad'i al-Wahyi, hadits no. 1, Kitab al-Aiman wa an-Nudzur, hadits no. 6689] dan Muslim [Kitab al-Imarah, hadits no. 1907])
3. Mamfaat Ikhlas
Berikut ini mamfaat ikhlas bagi seseorang adalah:
a. Keikhlasannya mampu mencegah setan untuk menguasai dan menyesatkannya (Shod : 82-83)
b. Akan Allah menjaganya dari perbuatan maksiat dan kejelekan.
4. Kisah
Dan dalam QS.Shaad : 79-81
قَالَ رَبِّ فَأَنظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan".
قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنظَرِينَ
Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,
لَى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ
sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya".
Jadi iblis adalah termasuk golongan jin yang hidup di masa penciptaan Adam as dan tidak mati-mati sampai hari ini. Iblis adalah kakek moyang setan yang juga punya keturunan, namun keturunannya itu tidak mendapatkan jaminan untuk hidup sampai kiamat. Dan sebagai bangsa jin, ada diantara keturunannya itu yang mati. Meski barangkali usianya berbeda dengan rata-rata manusia. Tetapi tetap akan mati juga kecuali kakek moyang mereka yaitu Iblis. Sangat jelaslah iblis itu bukan makluk baru ciptaan Allah SWT atau tafsiran beberapa ulama terdahulu iblis itu merupakan malaikat yang membangkang Allah Azza Wa Jalla. Ayat Al Qur'an diatas secara implisit dan tegas menyebutkan iblis berasal dari golongan jin yang tercipta dari api, sedangkan makluk Allah yang tercipta dari api hanya bangsa jin bukan manusia yang tercipta dari tanah atau bangsa malaikat yang tercipta dari cahaya (nur) sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :
“Para malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan kepada kalian.” (HR. Muslim no. 2996 dari ’Aisyah radhiallahu 'anha)
Sebagaimana disebutkan diatas akibat dari menyombongkan dirinya karena merasa paling baik yang dipandang dari sudut bahan ciptaan-Nya dibandingkan dengan ciptaan-Nya yaitu Nabi Adam (manusia), maka dia terusirlah dari surga secara hina dan termasuk orang yang terputus dari rahmat-Nya. Setelah terusir dari Surga secara hina dan terlaknat, maka Iblis bersama turunan (setan-setan) dan balatentaranya bertekad untuk menyesatkan umat manusia agar perpaling dari jalan yang lurus yang diridhoi Allah SWT dengan berbagai macam tipu dayanya kecuali orang-orang muklish sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.Shaad : 82-83
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
82. Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
83 kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.
Yang dimaksud dengan "mukhlis" ialah orang-orang yang ikhlas melakukan sesuatu semata-mata hanya untuk Allah SWT, dan telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk serta perintah-Nya.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih