Oleh : Ustadz Maulana La Ode,
L.c, MA
Tak terasa, seiring berjalannya
waktu dan silih bergantinya siang dan malam, kini kita semua telah hampir
memasuki bulan sya'ban, suatu bulan yang sangat dinantikan oleh seluruh umat
islam untuk mempersiapkan diri menyambu
t bulan penuh berkah, Ramadhan. Sebagai
bulan yang mengiringi hadirnya Ramadhan, dan gerbang untuk memfokuskan diri
beribadah didalamnya, tentunya ia memiliki beberapa keistimewaan yang berbeda
dengan bulan-bulan lainnya. Selain terdapat beberapa ibadah yang sunnah untuk
diamalkan didalamnya, juga terdapat berbagai hukum dan amalan yang erat
kaitannya dengan bulan Ramadhan..
Namun ketika memperhatikan
fenomena sebagian umat islam dibulan ini, kita mendapati bahwa mereka telah
banyak membuat-buat amal ibadah khusus yang tidak pernah dicontohlan oleh
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dalam bulan ini, sehingga mereka
mencampur adukkan antara amalan sunnah yang haq dan amalan bid'ah yang batil,
padahal penentuan adanya amal ibadah itu merupakan hak Allah ta'ala, tidak
boleh bagi siapapun mengkhususkan ibadah –baik tata cara atau waktunya- tanpa
adanya dalil baik dari Al-Quran dan hadis-hadis shahih. Rasulullah
shallallahu'alaihi wasallam telah bersabda : Barangsiapa yang beramal dengan
sebuah amalan yang bukan dari ajaran kami maka amalan itu akan tertolak.”
(Muttafaqun ‘alaih)
Semoga tulisan ini dapat membuka
hati kita untuk lebih mengenali amalan-amalan yang disunnahkan dan amalan yang
tidak disunatkan dalam bulan ini.
Amalan Yang Disunnahkan
1. Memperbanyak puasa dibulan
Sya'ban. Ini merupakan petunjuk Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam,
sebagaimana dalam hadis Aisyah radhiyallahu'anha :
ما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم استكمل صيام شهر قط إلا رمضان وما
رأيته في شهر أكثر منه صياما في شعبان
Artinya : " Saya tidak
pernah melihat rasulullah shallallahu'alaihi wasallam berpuasa sebulan penuh
kecuali dalam ramadhan dan saya tidak melihat beliau berpuasa lebih banyak
daripada dibulan Sya'ban". (HR Bukhari : 1969 dan Muslim : 1156)
Adapun sebab beliau memperbanyak
puasa dibulan ini adalah : 1).agar mengajar umatnya untuk berlatih puasa
sehingga akan terasa mudah menjalani puasa ramadhan karena telah terbiasa
dengan puasa sya'ban. 2).Beliau melakukannya untuk mengingatkan para sahabatnya
akan dekatnya bulan ramadhan, 3).Sebagai rasa syukur atas dekatnya kedatangan
ramadhan.
‼ Apakah dibolehkan berpuasa
setelah pertengahan bulan sya'ban ?
Jawabannya adalah tetap
dibolehkan berpuasa karena hadis larangan berpuasa selepas pertengahan sya'ban
yaitu (Jika pertengahan Sya'ban telah tiba maka janganlah berpuasa) adalah
dhoif lagi munkar dan menyelisihi hadis shahih yang hanya membatasi larangan
itu pada sehari atau dua hari sebelum Ramadhan.
2.Tidak berpuasa sehari atau dua hari sebelum
Ramadhan. Sebagaimana dalam hadis : "Janganlah seorang diantara kalian
mendahului ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari kecuali jika seseorang
telah terbiasa dengan puasanya, maka hendaknya ia berpuasa pada hari itu"
. (HR Bukhari 1914). Sebabnya adalah karena ia merupakan yaum al-syaqq ; hari
yang diragukan apakah ia masih dalam sya'ban atau sudah masuk ramadhan. Dalam
hadis, Ammar bin Yasir radhiyallahu'anhuma berkata : " “Barangsiapa yang
berpuasa pada hari yang diragukan, maka sesungguhnya dia telah bermaksiat kepada
Abul Qosim (yaitu Rasulullah) shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR.Abu Dawud dan
Tirmidzi, dan Tirmidzi mengatakan, “Hadits hasan shahih.” Dishahihkan oleh Al
Albani)
‼ Puasa pada sehari atau dua hari
sebelum Ramadhan ini tidak boleh dilakukan kecuali ;
a).Bagi orang yang telah terbiasa
puasa misalnya telah terbiasa puasa senin kamis atau puasa daud, maka ia boleh
berpuasa pada hari itu jika bertepatan dengan hari puasa kebiasaannya.
b).Bagi orang yang masih memiliki
utang qadha puasa ramadhan sebelumnya atau puasa nadzar atau kaffarat yang
belum lunas, maka ia wajib mengqadha puasanya walaupun bertepatan tanggal 30
sya'ban (yaum al syaq), karena puasa qadha ini adalah kewajiban yang harus ia
bayar sebelum masuk bulan ramadhan.
✅
3.Orang yang masih memiliki utang puasa ramadhan ditahun sebelumnya atau puasa
nadzar/kaffarat yang belum ia lunasi, maka wajib baginya untuk melunasi puasa
yang ia tinggalkan ini dalam bulan sya'ban sehingga ia masuk dalam Ramadhan
tanpa memiliki beban dan hutang puasa.
✅
4.Disyariatkannya melihat hilal bulan Ramadhan diakhir Sya'ban untuk penentuan
awal hari bulan Ramadhan. Rasulullah bersabda : "Jika kalian melihatnya
(hilal) maka berpuasalah…." (Muttafaq'Alaihi). Hal ini merupakan kewajiban
orang yang memiliki keahlian dalam bidang ru'yah serta bersifat amanah dari
segi agama dan akhlaknya.
‼ Amalan Sebagian Umat Islam Yang
Tidak Dicontohkan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam Dalam Bulan Sya'ban.
🚫
1.Peringatan malam nishfu sya'ban.Amalan ini tidak memiliki dalil shahih dari
amalan Rasul ataupun para sahabat, bahkan ia adalah suatu amalan baru yang
bid'ah.
🚫
2.Menghidupkan malam nishfu sya'ban untuk banyak beribadah dan shalat, serta
berpuasa disiang harinya. Pengkhususan ini dilandasi oleh hadis-hadis dhoif dan
munkar tentang keutamaan malam nishfu sya'ban, diantaranya hadis : "Allah
memandang semua makhluk-Nya pada malam nishfu sya'ban, lalu Dia mengampuni
mereka semua kecuali orang musyrik atau yang saling bertengkar".
Hadis ini diriwayatkan dari
beberapa sahabat dan semuanya adalah hadis dhoif jiddan/lemah sekali dan munkar
yang sama sekali tidak bisa dijadikan dalil.
Juga hadis lainnya yang lemah
sekali, bahkan palsu : "Jika pada malam nishfu sya'ban, maka shalatlah
pada malam harinya, dan berpuasalah pada siang harinya, karena pada hari itu
Allah turun kelangit dunia ketika matahari terbenam, lalu berfirman : adakah
orang yang memohon ampunan niscaya Aku mengampuninya…sampai terbitnya fajar".
Abu Syamah Asy-Syafi'i dalam
kitabnya Al-Ba'its (33) menukil dari Ibnu Dihyah bahwa ia berkata : "Para
ulama hadis menyatakan : Tidak terdapat satupun hadis shahih yang menyebutkan
keutamaan malam nishfu sya'ban".
Perlu diketahui bahwa seorang
muslim tetap disunnahkan menghidupkan malam nishfu sya'ban sebagaimana
malam-malam lainnya karena setiap akhir malam Allah ta'ala turun kelangit
dunia, juga disunnahkan berpuasa pada siang harinya karena bertepatan dengan
tanggal 15, salah satu ayyamul-bidh yang disunnahkan puasa, namun dengan tidak
diiringi keyakinan untuk menghidupkan atau meraih fadhilah nishfu sya'ban
secara khusus sebab semua dalilnya lemah sekali dan munkar.
🚫
3.Memperbanyak dan mengkhususkan ziarah kubur dibulan sya'ban. Ziarah kubur
merupakan sunnah, namun jika dikhususkan dibulan sya'ban dan menjelang
ramadhan, maka ini adalah perkara yang tidak sesuai dengan sunnah, bahkan lebih
dekat dengan bid'ah sebab tidak ada satu dalil shahihpun yang menerangkannya.
Dalam hadis : " Barangsiapa yang beramal dengan sebuah amalan yang bukan
dari ajaran kami maka amalan itu akan tertolak.” (Muttafaqun ‘alaih)
🚫
4.Shalat Alfiyah (Didalamnya membaca surat Al-Ikhlash 1000 x); yaitu shalat
dengan 100 rakaat, setiap rakaat membaca surat Al-Ikhlash 10 x. Shalat ini
diriwayatkan dalam hadis palsu sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnul-Jauzi
dalam kitabnya "Al-Maudhu'at/Hadis-hadis palsu".
🚫
5.Mengadakan berbagai macam ritual adat yang lebih menjurus pada khurafat dan
keyakinan syirik, seperti acara mandi bersama, atau sendiri-sendiri menjelang
ramadhan agar dapat menggugurkan dosa-dosa atau mendatangkan keberkahan.
Demikian pula ritual kenduri dan acara makan bersama yang biasanya diawali
dengan membaca Al-Fatihah, shalawatan, yasinan, atau tahlilan, lalu menghadiahkan
pahalanya kepada arwah keluarga atau kerabat yang telah meninggal. Semua amalan
seperti ini tidak ada dalilnya sama sekali dari agama islam, sebab itu seorang
muslim seharusnya menjauhinya sesuai dengan kesanggupannya.
Sambutlah Ramadhan Dengan Ilmu Dan Tarbiyah.
Puasa ramadhan merupakan salah
satu rukun dari 5 rukun islam, hukumnya fardhu 'ain bagi setiap muslim dewasa,
berakal dan mampu untuk melaksanakannya. Karena ibadah ini suatu kewajiban bagi
tiap individu muslim sebagaimana halnya shalat lima waktu, maka hukum
mempelajari dan mengilmui masalah puasa ini juga wajib bagi setiap muslim,
tidak ada alasan untuk bermalas-malasan atau enggan mempelajarinya. Sebab itu,
sudah sepantasnya bagi kita untuk menyambut bulan ini dengan mempelajari hukum-hukumnya
serta tatacara memaksimalkan ibadah didalamnya,baik dengan
menghadiri/mendengarkan kajian, ataupun membaca buku-buku seputar Ramadhan yang
sesuai sunnah Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam.
Selain persiapan ilmu, seorang
muslim juga hendaknya mempersiapkan jiwa dan hatinya agar ia masuk kedalam
Ramadhan dengan hati yang suci dan siap menjadikannya sebagai moment
mentarbiyah dirinya diatas ibadah dan akhlak mulia. Sebab itu, jika belum
terbiasa dengan amalan-amalan ibadah, marilah dibulan sya'ban ini, kita melatih
diri masing-masing dan menempanya dengan banyak puasa, dzikir, shalat malam,
dan jenis-jenis ibadah lainnya agar kita terlatih dan melewati ramadhan dengan
penuh kemudahan dan meraih pahala dan ampunan, serta tetap konsisten dengan
ibadah-ibadah ini selepas Ramadhan. Wallaahu a'lam wa ahkam.