PENTING !!! UMAT
ISLAM WAJIB BACA SAMPAI TUNTAS !!!
27 JUNI 2016
Sutan Padu Kobasa (KOBAR 2016)
Pada awal April
1988 ada rapat rahasia tokoh-tokoh Cina, pentolan-pentolan CSIS (Centre for
Strategic and International Studies) dan jenderal-jenderal TNI–AD. Mereka
membahas perkembangan terbaru politik RI. Kelompok ini semakin tersisih dari
pusat kekuasaan Orde Baru setelah Pak Harto membuat koreksi atas kebijakan,
arah dan prioritas pembangunan nasional RI. Kelompok ini berkuasa selama 20
tahun Orde baru memerintah, mereka menguasai total sumberdaya ekonomi dan
memegang seluruh jabatan strategis negara di negara RI.
.
Perubahan ini
dirasakan oleh mereka pasca penolakan terbuka konglomerat-konglomerat cina atas
permohonan Pak Harto agar konglocina ikut membantu ekonomi Pribumi. Pak Harto
selama 20 tahun membesarkan pengusaha-pengusaha cina dengan segala kemudahan,
keistimewaan, bantuan dari pemerintah/ negara RI hingga mereka menjadi besar
(konglomerasi).
.
Pak Harto
berharap konglomerasi Cina mau membantu membesarkan pengusaha pribumi seperti
konglomerasi di Jepang dan Chaebol di Korsel. Harapan Pak Harto agar
konglomerasi cina menjadi lokomotif bagi ribuan UMKM RI. Konglocina justru
serempak menolak, harapan Pak Harto buyar!
Bahkan permohonan Pak Harto agar Konglocina sisihkan 1-2.5% laba bersih
mereka untuk dana pembinaan UMKM ditolak mentah-mentah !!
.
Pak Harto
tersadar !
.
Komunitas bisnis
cina Indonesia semula disangka ‘teman’ dan bagian integral bangsa Indonesia
ternyata musuh dan tetap menjadi ‘bangsa asing’ ! Penolakan komunitas bisnis
cina membantu usaha kecil-menengah-koperasi pribumi dinyatakan terbuka. Dimuat
di KOMPAS dan lain-lain.
.
Penolakan konglocina
khususnya 100 pengusaha cina terbesar yang tergabung dalam Prasetya Mulia atas
permohonan Presden Suharto marak dimana-mana. Pak Harto kecewa dan sedih. Tak
menyangka dikhinati komunitas bisnis cina yang dibesarkannya selama 20 tahun
dengan segala privilege-nya !! Cina bukan hebat berbisnis tapi atas bantuan Pak
Harto, dan mereka mengkhianatinya !!
.
Menghadapi
pengkhianatan tersebut, tak tahu bersyukur, berterima kasih dan balas budi elit
cina, maka Pak Harto jalan terus memulai besarkan pribumi. Pak Harto mendorong
lahirnya HIPMI sebagai wadah kader pengusaha pribumi, Abdul Latif putra minang
Direktur Utama PT Sarinah menjadi Ketua Umum HIPMI. Pengusaha-pengusaha muda
pribumi antara lain: Siswono, Arifin Parnigoro, Aburizal Bakrie, Fahmi Idris, Fadel
Muhammad dan lain-lain bergabung di HIPMI, mulai dibesarkan.
.
Pak Harto
membentuk Menteri Muda UPPDN dijabat Ginanjar Kartasasmita untuk memuluskan
pembinaan pengusaha pribumi. Konglocina memusuhi HIPMI. Segala cara konglocina
menggagalkan program akselerasi konglomerat pribumi oleh Pak Harto. Perbankan
cina menolak pemberian kredit untuk HIPMI. Salah satu contohnya adalah, proyek
property Abdul Latief di kawasan Gunung Sahari ditolak kredit pengembangannya
oleh semua bank milik cina. Politis !! Penolakan itu dilakukan disaat konsesi
lahan akan berakhir, padahal sebelumnya konsorsium bank swasta telah menyatakan
komit/setuju untuk mengucurkan kreditnya. Tapi Konsorsium bank milik
konglo-konglo cina tersebut tiba-tiba membatalkannya. Latief terpaksa kehilangan
konsesi atas lahan yang sekarang dikenal sebagai Mangga Dua Square. Mangga Dua
Square yang kita kenal sekarang adalah milik konglocina bukan pribumi. Abdul
Latief dihabisi konspirasi konglocina antipribumi. Tidak berhenti hanya itu, 10
tahun kemudian Abdul Latif dipaksa melepas Stasiun TV Lativi ke konglocina di
bawah ancaman kriminalisasi oknum kejagung !!
.
Pak Harto
mengetahui konspirasi konglocina berkolusi dengan CSIS dan jenderal-jendral
tertentu untuk menggagalkan program pemberdayaan pengusaha pribumi yang sedang
dijalankan Pak Harto. Pada saat itu CSIS yang selama 20 tahun menjadi lembaga
pemikir dan perumus kebijakan negara ternyata semakin jauh menyesatkan Pak
Harto/ ORBA. CSIS dan pendukung misinya, menyeret pemerintahan Pak Harto menyingkirkan,
memarginalkan umat Islam di Indonesia!!
.
Bahkan umat Islam
mulai dimusuhi pemerintah, dibenturkan dan dikondisikan utk bentrok/ konflik
dengan negara melalui rekayasa-rekayasa politik. Tanpa minta persetujuan Pak
Harto lebih dulu, pemerintah/ ABRI menerapkan azas tunggal Pancasila. Ormas/
umat Islam yang menolak = Musuh Negara. Oknum di elit pemerintahan Orba/ ABRI
yang didominasi katolik & kejawen memprovokasi kemarahan umat Islam
dimana-mana. Kerusuhan pun meletus. Kerusuhan/ konflik oleh umat Islam yang
diprovokasi oknum tertentu bertujuan melegitimasi Islam menjadi musuh negara.
Rekayasa CSIS !!
.
CSIS terilhami
Saddam Hussein Ketua Partai Baath beraliran Marxist Komunis sukses naik jadi
presiden Irak yang mayoritas Syiah. Saddam Hussein dibantu CSIS Washington DC –
AS meraih kekuasaan dengan merekayasa rakyat Irak yang mayoritas Syiah menjadi
musuh negara. Ayatullah Baqir Sadr atidak sadar ikut diseret dalam konflik
mayoritas Syiah VS negara. Saat konflik meluas, militer lalu menghilangkan Baqir
Sadr & membantai rakyat.
.
Saddam Hussein
yang marxist naik jadi Presiden menggandeng minoritas Sunni Irak membentuk
pemerintahaan yang didukung AS. Kecemasan AS atas kebangkitan kejayaan/
hegemoni Persia via penyatuan Iran – Irak yang sama-sama mayoritas Syiah,
hilang dengan naiknya Saddam. Strategi CSIS Washington DC sukses besar di Irak,
Marxist & Sunni (sama-sama minoritas) berkoalisi menyingkirkan mayoritas
Syiah di Irak.
.
CSIS JAKARTA
MENIRU STRATEGI MIRIP DI IRAK TERHADAP PEMERINTAHAN PAK HARTO. KATOLIK-CINA-KEJAWEN
YANG SAMA-SAMA MINORITAS BERKOALISI SINGKIRKAN ISLAM. DENGAN CARA POJOKKAN,
PROVOKASI, BENTURKAN UMAT ISLAM DENGAN NEGARA. TARGET CSIS JAKARTA : KONFLIK
MELUAS, ABRI BANTAI UMAT ISLAM. PAK HARTO DIPAKSA MUNDUR.
.
Pada saat
itu Menhamkam/ Panglima ABRI Jendral
Leonardus Benny Moerdani. Tokoh katolik, anti Islam dan berambisi gantikan Pak
Harto. Konspirasi oknum-oknum petinggi ABRI-CSIS-Konglocina jatuhkan Pak Harto
melalui fitnah & adu domba dengan umat Islam tercium terutama oleh Prabowo.
Prabowo saat itu Pamen ABRI adalah Staf Khusus Menhamkam/ Pangab LB Moerdani.
Belum 5 tahun menjadi menantu Pak Harto. Dia tahu semua rahasia LB Moerdani.
Sebagai Stafsus
Menhamkam/ Pangab, Prabowo adalah orang kepercayaan LB Moerdani. Prabowo Subianto
yang berayah Islam Abangan, Ibunya Kristen, dinilai aman untuk ikut rapat-rapat
rahasianya. Setelah menjadi menantu Pak Harto, Prabowo menganalisa &
menyimpulkan manuver LB Moerdani-CSIS-Cina sangat membahayakan mertuanya/ Pak
Harto.
.
Informasi rencana
kudeta terhadap Pak Harto yang meniru stategi CSIS di Irak ini disampaikan
Prabowo kepada Pak Harto. Fakta ini dibantah mati-matian oleh Geng LB Moerdani.
Pak Harto juga punya informasi intelijen yang klop dengan laporan Prabowo.
Tanpa ribut & gaduh, Pak Harto menuntaskan masalah. LB Moerdani masuk
kotak.
.
Pangab/ Menhamkam
LB Moerdani dipromosikan habis-habisan oleh CSIS (Kompas, Tempo, Sinar Harapan
dll), Konglocina, Katolik untuk jadi Wapres. LB Moerdani yang sangat anti Islam
dicitrakan Kompas dan media cina sebagai Pancasilais Sejati. Pak Harto tertawa
geli mengetahui pencitraan palsu tersebut. “Pancasilais sejati tidak anti
agama, tidak menindas Islam. Penindas umat beragama ya sama dengan Apancasilais
atau AntiPancasila”, kata Pak Harto.
.
Pak Harto
kesampingkan LB Moerdani yang sudah tercium mengkhianati bangsa dan negara, Pak
Harto memilih Sudharmono untuk menjadi wapres 1988-1993. LB Moerdani dicopot
dari Menhamkam/ Pangab, Perwira-perwira anti Islam yang menjadi genk Moerdani
(perwira merah) digantikan oleh perwira merah putih. Pers Cina & Katolik
seperti Kompas & Tempo melakukan perlawanan dengan mengecam kebijakan Pak
Harto yang melakukan Debennisasi di tubuh ABRI & Golkar, dituduh melakukan
hijauisasi/ Ijoroyo-royo.
.
Tokoh yang
berperan penting dalam membersihkan ABRI dari anasir anti Islam adalah Mayor
Prabowo Subianto, sebagai mantan stafsus LB Moerdani, Prabowo tahu semua genk
LB Moerdani. Melalui Prabowo inilah banyak perwira muslim yang dikucilkan/
didiskriminasi pada masa LB Moerdani Menhankam/ Pangab, diorbitkan lagi.
.
Pada masa LB
Moerdani menjadi Pangab, perwira muslim shalat dan puasa harus
sembunyi-sembunyi, LB Moerdani paling anti melihat Shalat dan sajadah.
Tokoh-tokoh muda Islam yang dibenam dan tak diberi kesempatan menjadi tokoh
besar masa LB Moerdani berkuasa, diorbitkan kembali oleh Prabowo. Muncullah
tokoh Islam yang sekarang sudah menjadi tokoh besar nasional seperti Yusril
Ihza Mahendra, Hadjrianto T, Din Syamsuddin, dst.
.
Sejak tahun 1988
Islam dan umat Islam tidak lagi menjadi musuh negara, Tidak lagi ditindas,
dipinggirkan dan dizalimi. RI kembali ke pangkuan Islam. Pak Harto dan Rezim
Orba mulai menjalin hubungan mesra dengan Islam/ Umat Islam, Negara-negara OKI
tidak lagi sinis dan membenci RI.
.
Para pemimpin
negara-negara Islam pernah ditanya, “Kenapa Islamic Development Bank (IDB)
tidak berkantor pusat di Jakarta? Kenapa negara-negara Islam tidak bantu RI?“.
“Kenapa Universitas Islam Internasional (UIAB) tidak dibuka di Jakarta,
melainkan di Kuala Lumpur, Malaysia?”. Jawaban seluruh pemimpin negara Islam
dunia sama: “Sampai tahun 1998 Islam/ umat Islam RI BELUM MERDEKA. Dikerdilkan
Orba”.
Yang mengharukan
adalah perhatian, kepedulian, empati luar biasa negara-negara Islam dunia pada
nasib Tokoh Besar Dunia Islam yang dizalimi ORBA. Raja Fahd dari Arab Saudi
sangat marah kepada RI ketika Buya M Natsir tokoh Islam Indonesia yang sangat
dicintai dunia Islam dizalimi ORBA. Perlakuan dzalim terhadap Buya Natsir,
Ulama Cendikiawan Islam dan mantan Perdana Menteri oleh regim Orba, membuat RI
dikucilkan dunia Islam. Juga perlakuan
dzalim kepada tokoh Islam lain, seperti Bung Hatta, Buya Hamka dst. Semua
berubah setelah tahun 1988, Pak Harto tersadar.
Setelah Pak Harto
terpilih kembali 1988, Kabinet disusun. Umat Islam mulai mendapat peran
sepantasnya di pemerintahan ORBA. Pada April 1988 pentolan CSIS-Konglomerat
Cina-Jendral-jenderal merah melakukan rapat rahasia mendadak. Mereka menyusun
strategi untuk jatuhkan Pak Harto. Kesalahan terbesar Pak Harto adalah
mengangkat JB Soemarlin, yang masih kerabat Ibu Tien menjadi Menkeu. JBS
terafiliasi CSIS dan Die Hard Katolik.
.
Entah apa
argumentasi disampaikan Menkeu JBS kepada Pak Harto hingga Pakto (Paket
Oktober) 88 diterbitkan, Menyusul kemudian Pakdes (Paket Desember) dan seterusnya.
Semua dalam rangka deregulasi. Paket Kebijakan Oktober 1988 (Pakto 88) adalah
awal kehancuran ekonomi RI karena DISABOTASE BANKIR-BANKIR CINA melalui
perampokan uang BLBI !!
.
JBS melalui Pakto
88 mempermudah pendirian Bank/ LKBB, hanya dengan 10 miliar siapa pun bisa buka
Bank, ratusan bank baru muncul. 99% cina !! Ratusan bank itulah bibit yang
nantinya pada 1995-1998 mengaku kesulitan likuiditas, NPL bengkak, kalah
kliring, di rush, dan seterusnya. Memaksa BI kucurkan BLBI. Fakta yang ada
adalah 95% dari puluhan Bank milik bankir cina itu sengaja membangkrutkan diri
untuk menghancurkan ekonomi RI dan menjatuhkan Pak Harto !! Kudeta secara
Sistemik !!
.
Konspirasi
CSIS-Konglocina-Jendral merah yang antiIslam menjatuhkan Pak Harto disusun pada
April 1988 berhasil menjatuhkan Pak Harto Mei 1998. RI pada tahun 1988-1997
adalah Macan Asia Baru, Politik stabil, ekonomi kuat. Pertumbuhan > 6%.
Masuk TOP Growth di dunia. Siap lepas landas !! yang kedua…karena harusnya
sistem konglomerasi RI bisa tinggal landas, tapi dihancurkan konglocina !!
.
Dan yang
terpenting adalah, Islam/ umat Islam RI sudah menghirup kemerdekaan kembali
setelah ditindas/ dijajah 20 tahun (1968-1988). Hubungan Pak Harto mesra dengan
Islam. Kabinet dan petinggi pemerintah/ negara sudah boleh dijabat figur Islam
yang sebelumnya, 20 tahun oleh non muslim, katolik, kejawen, atau abangan.
Petinggi ABRI sudah boleh dijabat perwira muslim, beribadah bebas, tidak ada
lagi penindasan kepada perwira islam. Pangab/ Kasad dijabat jendral muslim. Posisi-posisi
strategis di GOLKAR sebagai partai pemerintah mulai boleh dijabat politisi
islam, PPP dan PDI tidak lagi diobok-obok, suasana adem, nyaman.
.
Pada tahun 1990
Pak Harto kaffah memeluk Islam menyusul Ibu Tien yang mualaf lebih dulu, ICMI
lahir, Bank/ LKBB syariah muncul, pers
Islam bangkit. Puncaknya adalah Pak Harto menunaikan Ibadah Haji pada tahun
1991. Disambut langsung Raja Fahd yang pernah marah pada Rezim Orba dimasa Pak
Harto menindas Islam.