Rabu, 01 April 2015

Perang di Akhir Zaman

Di Akhir Zaman, Kaum Muslim Nanti Akan Berdamai Dengan Bangsa Rum
Dalam sebuah hadits yang panjang Rosulullah Shallallhu 'alaihi wa sallam menjelaskan peristiwa ini: “Kalian (kaum muslimin) akan mengadakan perdamaian dengan Bangsa Rum dalam keadaan aman. Lalu kalian akan berperang bersama mereka melawan suatu musuh di belakang mereka. Maka kalian akan selamat dan mendapatkan harta rampasan perang. Kemudian kalian akan sampai ke sebuah padang rumput yang luas dan berbukit bukit. Maka berdirilah seorang laki laki dari kaum Rum lalu ia mengangkat tanda Salib dan berkata, ‘Salib telah menang’. Maka datanglah kepadanya seorang lelaki dari kaum muslimin, lalu ia membunuh laki laki Rum tersebut. Lalu kaum Rum berkhianat dan terjadilah peperangan, dimana mereka akan bersatu menghadapi kalian di bawah 80 bendera, dan di bawah tiap tiap bendera terdapat dua belas ribu tentara”. [HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah]

Dan Rasulullah Shallallhu 'alaihi wa sallam juga bersabda, “Kalian akan memerangi Jazirah Arab, maka Allah akan menaklukkannya untuk kalian. Kemudian kalian akan memerangi Bangsa Persia, maka Allah menaklukkannya untuk kalian. Kemudian kalian akan memerangi Bangsa Romawi, maka Allah menaklukannya untuk kalian. Kemudian kalian akan memerangi Dajjal, maka Allah pun mengalahkannya untuk kalian”. [HR. Muslim]
Mungkin dari hadits kedua tersebut banyak dari kita seakan tidak habis pikir dan menimbulkan pertanyaan, kenapa Arab harus di perangi?? (padahal Islam berasal dari sana yaitu Bangsa Arab) padahal, hari ini sepertinya Arab adalah Negri negri yang sangat Islami . Beberapa penulis kontemporer mencoba menjawab dari hadits tersebut (yang tentunya di lihat dengan realitas di lapangan dan membuat satu kesimpulan akan kebenaran hadits tersebut dan kebenaran nubuwah kenabian) bahwa negara negara Arab telah di kuasai oleh undang undang kafir dan loyal terhadap orang orang kafir. Oleh sebab inilah Arab diperangi. Fakta di lapangan pun mengarah kesana.

Banyak para ulama’ yang aqidahnya lurus dan vokal dalam menyuarakan kebenaran di penjarakan oleh rezim setempat (di penjara penjara rahasia). Mereka bergandeng tangan dengan orang kafir dalam slogan ‘Perang Terhadap Terorisme’, padahal sejatinya hal itu dilakukan agar pemerintahannya itu tidak di goyang dan di lengserkan oleh orang orang yang aqidahnya lurus (yang menginginkan syari’at Allah tegak di muka bumi). Sedangkan kesalahan awal yang di perbuat pemimpin arab dan berbuntut hingga hari ini adalah mengundang kekuatan kafir masuk ke jazirah Arab ketika perang Irak Kuwait.

Sehingga sampai sekarang sedikit demi sedikit kerusakannya kian kelihatan. Kalaupun hukum Islam masih ada dan berjalan itupun hanya sebagian kecil saja dan untuk menutupi kebobrokan yang ada di dalamnya. Ada sebagian ulama’ kontemporer mencoba memberikan analisanya tentang di peranginya Bangsa Persia (iran). Mengapa mereka di perangi?? Karena umumnya Bangsa Persia saat ini menganut aqidah Syi’ah. Yang mana para Ulama’ salaf dan menurut aqidah ahlus sunnah wal jama’ah syi’ah bukan bagian dari Islam dan sudah keluar dari Islam.

Oleh karena itu kenapa kita bisa melihat di media bahwa mujahidin yang ada di Irak ikut melibas orang orang Syi’ah sebagaimana mujahidin melibas orang orang kafir, karena syi’ah adalah sekte tersendiri di luar Islam (dengan mengatas namakan Islam). Yang mana sekarang ini mereka (orang orang Syi’ah) sedang menggalang kekuatan membentuk Persia Raya (sebagaimana orang Yahudi juga membentuk Israel Raya karena, NB : mereka diam -diam juga meyakini kebenaran nubuwah kenabian dan hal itu bakal terjadi).

Sedangkan Bangsa Rumawi yang akan berdamai dengan Umat Islam nantinya adalah Amerika dan Barat sdangkan menurut prediksi SHEIKH IMRAN HUSEIN, RUM yg dimaksud adalah ROMAWI BYZANTIUM (kristen ortodox) umat islam nantinya akan berdamai dan bersekutu dengan RUSIA . Yang hal tersebut bersifat sementara, yang pada akhirnya juga akan berperang dengan mereka, yang mana hal itu terus berlangsung hingga turunnya Dajjal dan Umat Islam memerangi Dajjal . Demikianlah uraian dari makna hadits di atas yang di tegaskan oleh Syeikh Muhammad Hasan