Senin, 18 November 2013

Jika Engkau Cerdas Ingatlah Kematian

harapan
Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam atas Rasulullah.
Rasulullah bersabda,
“Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan: (yaitu) kematian” [1].

Orang yang Cerdas = Yang Mengingat Kematian
Seorang yang cerdas tentu tidak akan terlena dengan kehidupan dunia karena dia sadar dunia ini fana dan hanya sementara. Dia tidak akan terlena dengan gemerlapnya dunia dan segala apa yang ada di dalamnya. Sebaliknya ia akan senantiasa ingat akhirat, tempat tinggalnya yang abadi kelak. Dengan demikian seorang yang cerdas maka ia akan selalu ingat kematian. Ibnu Umar berkata :
“Suatu ketika saya pernah bersama Rasulullah lalu datanglah seorang laki-laki dari kaum Anshor. Dia mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu ‘alahi wasallam lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, muslim manakah yang paling utama?” Rasulullah menjawab, “Yaitu yang paling baik akhlaqnya”. Dia bertanya lagi, “Lalu muslim manakah yang paling cerdas?” Rasulullah menjawab, “Yang paling banyak mengingat kematian dan paling bagus persiapannya untuk kehidupan yang berikutnya (setelah kematian). Mereka itulah orang-orang yang cerdas” [2].

Betapa banyak kita dapati orang-orang yang ‘tidak cerdas’. Dia tahu bahwa dirinya akan meninggalkan dunia ini tetapi ia kejar dunia ini mati-matian. Dia tahu bahwa dirinya akan menghadapi kehidupan akhirat tetapi ia lalai mempersiapkan bekal untuknya. Hal ini tidak lain karena dia lalai mengingat kematian.

Perkataan Salaf Seputar Kematian

Hasan Al Basri rahimahullah mengatakan, “Kematian telah menghinakan dunia. Tidaklah tersisa orang yang berdiam padanya rasa gembira. Tidaklah seorang hamba hatinya senantiasa mengingat kematian kecuali ia akan mengecilkan dunia dan menganggap remeh segala apa yang ada padanya”.
Syamith bin Ajlan mengatakan, “Barangsiapa menjadikan kematian di depan pandangan matanya maka ia tidak akan perduli dengan sempit atau luasnya dunia”.
Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Jika (engkau) mengingat orang-orang yang telah mati maka anggaplah dirimu salah satu dari mereka”.
Hendaknya kita sesekali masuk kuburan untuk mengingat kematian. Dengan mengingat kematian, hati kita tidak akan terikat dengan di dunia. Kita harus yakin bahwa kita akan berpisah dengan dunia ini dan segala apa yang kita cintai di dalamnya.

Jangan Berpanjang Angan

Jangan berpanjang angan-angan bahwa kematian masih lama menghampiri kita. Tidakkah kita sering meyaksikan seorang pemuda yang badannya segar bugar tiba-tiba meninggal dunia. Seorang yang badanya sehat wal afiyat dipagi hari tiba-tiba sorenya menjadi mayat yang terbujur kaku. Kematian bisa datang kapan saja. Hendaknya kita senantiasa bersiap untuk menghadapinya. Ingatlah kita di dunia ini hanya sementara dan kita harus menyiapkan bekal untuk kehidupan setelahnya. 
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma, dia berkata,
“Suatu saat Rasulullah memengang pundak saya, lalu beliau bersabda, “Jadilah di dunia ini seperti orang asing atau penyeberang jalan”. Ibnu Umar mengatakan, “Jika kamu di waktu sore maka jangan menunggu waktu subuh, jika kamu di waktu subuh jangan menunggu waktu sore. Gunakanlah kesehatanmu untuk masa sakitmu, gunakan kehidupanmu untuk kematianmu.” [3]


Ingatlah kematian dan jangan berpanjang angan! Seorang yang mengingat kematian tentu takut untuk berbuat maksiat. Bagaimana ia berbuat maksiat padahal dia sadar bisa jadi ia mati setelah itu atau bahkan pada saat itu juga. Seorang yang mengingat kematian tidak akan bosan dengan ibadah/amal yang dia lakukan. Dia akan berusaha memperbagus setiap ibadah/amal yang lakukan karena dia sadar bisa jadi itu adalah ibadah/amal terakhir sebelum kematiannya.

Terakhir, mari kita simak kisah menarik dari salafus saleh berikut ini tentang berpanjang angan. Dari Muhammad bin Abi Taubah, dia berkata, Ma’ruf (mengumadangkan) iqamat untuk sholat lalu berkata kepadaku, “Majulah (menjadi imam)!” Maka saya berkata, “Jika saya mengimami kalian kali ini maka saya tidak (bersedia) lagi mengimami lain kali.” Ma’ruf pun berkata, “Apakah jiwamu membisikkan bahwa kamu akan (dapat) shalat[truncated by WhatsApp]